TEMPO.CO, Yogyakarta - Swalayan pusat kulakan terbesar di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Indogrosir, menjadi sorotan karena 300 karyawan di sana mengikuti rapid test untuk deteksi awal penyebaran Covid-19.
Bupati Sleman Sri Purnomo mengumumkan swalayan yang dekat dengan Terminal Jombor itu harus ditutup sementara. “Indogrosir sementara kami tutup, tidak boleh beroperasi untuk menyelesaikan rapid test pada karyawannya,” ujar Sri Purnomo di Kantor Pemda Sleman, Selasa, 5 Mei 2020.
Pemeriksaan besar-besaran ratusan karyawan di Indogrosir bermula adanya temuan kasus positif Covid ke-79 yang diumumkan Gugus Tugas DIY. Dari hasil penelusuran Dinas Kesehatan Sleman, pasien tersebut bekerja di pusat perbelanjaan itu.
“Kasus ke-79 yang bekerja di Indogrosir itu awalnya sempat pingsan di tempat kerjanya pada tanggal 18 April 2020, lalu dia dirawat di Rumah Sakit Harjolukito Sleman dan dia diketahui positif tanggal 24 April 2020,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Dinkes Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo kepada Tempo Rabu, 6 Mei 2020.
Dari temuan itulah, kata Joko, pemerintah daerah memutuskan untuk rapid test bertahap sejak tanggal 2 sampai 5 Mei kepada 300 karyawan.
Awalnya pasien positif tidak mengakui bekerja di Indogrosir. Baru kemudian saat sudah menjalani perawatan di rumah sakit, pasien yang bekerja di bagian administrasi swalayan itu mengaku.
Joko mengatakan Dinas Kesehatan Sleman telah melakukan rapid test tahap awal terhadap 104 karyawan pada 2 dan 4 Mei. Dari tahap awal itu, sebanyak 27 karyawan hasil reaktif atau terindikasi awal terpapar virus sebelum dipastikan dengan uji swab.
Lalu pada Selasa 5 Mei 2020, dilakukan lagi rapid test tahap ketiga terhadap 190 karyawan Indogrosir Sleman. Dari rapid test ketiga ini diperoleh hasil 30 karyawan reaktif. Sehingga, dari rapid test 300 karyawan Indogrosir, ada 57 yang reaktif. Untuk rapid test dengan hasil reaktif akan dilanjutkan dengan uji swab dan untuk hasil nonreaktif harus isolasi mandiri.