TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum PPP Romahurmuziy mengeluhkan fasilitas Rumah Tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi. Keluhan itu ia sampaikan sesaat setelah bebas dari tempat yang dia huni selama lebih dari setahun itu.
Rommy mengeluhkan makanan yang disediakan rutan KPK. Ia memperkirakan anggaran untuk makan para tahanan hanya 42 ribu sehari. Karena itu, kata dia, makanannya jadi tidak bergizi. “Secara gizi tidak cukup,” kata dia sesaat setelah bebas, pada Rabu malam, 29 April 2020.
Menurut Rommy, rutan KPK juga tak menyediakan peralatan untuk memanaskan makanan. Gara-gara itu, para tahanan jadi tidak bisa memanaskan makanan yang dibawa oleh keluarganya. Padahal, kata dia, makanan kiriman itu bisa menjadi tambahan gizi untuk para tahanan.
“Kami berharap nanti ada perbaikan dengan penyediaan dapur atau penyediaan kompor pemanas agar makanan yang dikirim keluarga bisa lebih awet,” kata dia.
Bukan sekali ini saja Rommy mengeluhkan fasilitas di Rutan KPK. Saat baru ditahan dalam kasus jual beli jabatan di Kementerian Agama pada Maret 2019, Rommy sudah mengeluh. Menurut dia, rutan KPK pengap karena kurang ventilasi. Ia juga menuding perlengkapan makan di rutan kotor.
Pada September 2019, ia kembali mengeluhkan ruangan tahanan yang sempit dan overkapasitas. Menurut dia, hal itu membuat para tahanan melakukan ibadah dan main kartu di tempat yang sama.
Menjawab keluhan Rommy, KPK menyatakan fasilitas di rumah tahanan sudah sesuai dengan standar Kementerian Hukum dan HAM. KPK meminta mereka menyadari ada pembatasan hak bagi orang yang berstatus tahanan. KPK menyarankan agar mereka tidak melakukan korupsi supaya tidak menjadi tahanan KPK.