TEMPO.CO, Jakarta - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan meminta pemerintah menyelesaikan seluruh kasus penyerangan yang pernah menimpa pegawai di lembaga antikorupsi tersebut.
"Saya sering menyampaikan, bagaimana kalau seandainya presiden tidak perlu mendesak perkara saya ditangani. Tapi semua perkara terhadap orang-orang KPK yang diserang dan dibiarkan saja, itu yang diungkap," ujar Novel melalui konferensi pers secara streaming di Instagram @tempodotco pada Sabtu, 11 April 2020.
Novel menyebut, saat ini ada lebih dari 10 kasus penyerangan terhadap pegawai KPK. Menurut Novel, jika kasus penyerangan dituntaskan, maka generasi muda yang ingin memberantas korupsi, tidak akan ketakutan.
"Serangan harus diungkap, karena kami ingin menjaga dan merawat harapan orang banyak," ucap Novel
Selain kasus penyiraman air keras terhadap Novel, Tempo mencatat ada sejumlah peristiwa penyerangan terhadap KPK. Seperti, rumah mantan dua pimpinan KPK Agus Rahardjo dan Laode M. Syarif yang diteror dengan benda mirip bom pada Januari 2019. Orang tak dikenal menaruh tas hitam berisi benda serupa bom pipa di pagar kediaman Agus di Kawasan Bekasi Sementara rumah Laode ditaruh bom molotov.
Pada 2011, penyidik KPK, Dwi Samayo, juga menjadi korban salah sasaran. Dwi, yang menunggang sepeda motor, ditabrak dari belakang oleh sebuah mobil tak jauh dari kantor KPK. Dia lalu dibawa ke rumah sakit.