TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi menyatakan menghormati hasil survei Cyrus Network yang menunjukan bahwa kepercayaan publik terhadap lembaganya tergerus. KPK akan menjadikan hasil survei itu untuk memacu semangat dalam pemberantasan korupsi.
"Hasil survei apapun itu tentu akan dijadikan pemacu dan pemicu semangat agar KPK terus berkarya dalam mencegah dan memberantas korupsi sebagaimana yang telah diamanatkan Undang-Undang," kata Pelaksana Tugas Juru Bicara KPK Ali Fikri, Jumat, 13 Maret 2020.
Sebelumnya, survei yang dirilis Cyrus Network menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap KPK kalah dibandingkan kepercayaan kepada Kepolisian. "Untuk pertama kalinya survei ini menemukan bahwa penilaian terhadap kepolisian lebih baik daripada penilaian publik terhadap KPK," kata CEO Cyrus Network, Eko Dafid Afianto dalam keterangan tertulis, Jumat, 13 Maret 2020.
Dalam surveinya, Cyrus menemukan bahwa 71 persen responden menilai Polri makin kuat, 68 persen menganggap Polri makin solid, dan 62 persen masyarakat menganggap Polri makin bisa dipercaya.
Sementara, hanya 57 persen responden yang menganggap KPK makin kuat, 54 persen masyarakat yang menilai KPK makin solid dan 57 persen yang menganggap KPK makin bisa dipercaya.
Cyrus menyatakan banyaknya opini negatif yang terjadi selama demo besar menolak revisi UU KPK menggerus keyakinan publik terhadap lembaga antirasuah ini. Publik belum yakin bahwa UU tersebut bisa memperkuat KPK.
Cyrus Network mengadakan survei nasional dengan 1.230 responden pada 24-30 Januari 2020. Tingkat kepercayaan survei diklaim sebesar 95 persen dan margin of error sebesar 2,85 persen. Responden tersebar di 123 kelurahan dan desa di 34 provinsi di Indonesia.