TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat, Meutya Hafid, mengkritik Kementerian Komunikasi dan Informatika terkait sosialisasi penanganan virus Corona.
Meutya menilai Kominfo belum cukup gencar menyosialisasikan upaya penanganan dan pencegahan virus Corona.
"Penilaian kami bahwa ini belum disampaikan atau belum dilakukan secara baik oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika." kata Meutya dalam diskusi di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat, 13 Maret 2020.
Menurut Meutya, sebenarnya ada banyak jalur yang dapat digunakan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate dalam sosialisasi kepada masyarakat. Kominfo, kata dia, bisa bekerja sama dengan operator seluler untuk menyebarluaskan informasi kepada masyarakat.
Kedua, Meutya mengatakan Kominfo bisa bekerja sama dengan stasiun-stasiun televisi dan media massa untuk menayangkan iklan layanan masyarakat. Meutya mengatakan ketentuan iklan layanan masyarakat ini juga telah diatur dalam Undang-undang Penyiaran.
Ketiga, Meutya mengatakan pemerintah Indonesia juga mesti berani menjelaskan kepada masyarakat terkait potensi terinfeksi virus Corona. Dia mencontohkan Kanselir Jerman Angela Merkel yang berani menyampaikan bahwa 70 persen masyarakat Jerman berpotensi terinfeksi Corona.
"Apakah itu akan membuat kepanikan? Saya rasa kepanikan tidak juga kalau kemudian pemerintah menyosialisasikan dengan baik langkah-langkahnya," ujar politikus Golkar ini.
Meutya berpendapat, rasa takut bisa menjadi positif dalam rangka menghadapi virus yang penyebarannya sangat cepat ini. Ia mengatakan informasi ini bukan untuk menakut-nakuti masyarakat, tapi demi kewaspadaan.
Meutya juga menyinggung simulasi dari Badan Intelijen Negara bahwa puncak penyebaran virus Corona bisa terjadi dalam 60-80 hari sejak pertama diumumkan pada 2 Maret. Meutya mengatakan negara harus mempersiapkan protokol pencegahan, mengingat di bulan puasa masyarakat biasa berkumpul.
"Kita tahu tiap hari salat malam akan dilakukan, apakah nanti akan ada restriksi di masjid-masjid karena pertemuan di atas 100 orang dibatasi di beberapa negara, protokol kita seperti apa? Harus sudah disiapkan dari sekarang."