TEMPO.CO, Maumere - Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat jumlah korban meninggal akibat penyakit demam berdarah dengue atau DBD sudah mencapai 39 orang.
"Korban yang meninggal akibat DBD di NTT sampai saat ini sudah mencapai 39 orang," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi NTT David Mandala di Maumere, Kamis, 12 Maret 2020.
Jumlah kematian tersebut dikumpulkan dari 22 kabupaten/kota terhitung sejak Januari hingga Maret.
Selain jumlah korban yang meninggal terus bertambah, David menyebut jumlah kasus DBD di NTT terus naik. Sampai Kamis ini, jumlah kasus DBD di NTT sudah mencapai 3.284 kasus. Bertambah puluhan kasus dibandingkan di hari sebelumnya yang mencapai 3.222 kasus.
"Artinya terjadi kenaikan sebesar 62 kasus DBD di NTT plus satu kasus kematian, " kata David.
Dari jumlah korban meninggal itu, David mengatakan korban terbanyak berasal dari Kabupaten Sikka, yaitu sebanyak 14 orang. Jumlah kasus DBD di sana pun menduduki jumlah terbanyak, yaitu sebanyak 1.264 kasus.
Urutan kedua ditempati oleh Kota Kupang dengan jumlah kasus mencapai 470 kasus dengan angka kematian mencapai 5 orang. Posisi ketiga ditempati oleh Kabupaten Belu dengan jumlah kasus mencapai 335 kasus dengan jumlah kasus mencapai empat orang.
Menurut David, meningkatnya jumlah pasien DBD yang meninggal di provinsi itu diakibatkan karena keterlambatan untuk membawa korban ke puskesmas atau RS agar bisa diperiksa. Padahal pemerintah telah mengirimkan sejumlah dokter spesialis ke sejumlah daerah yang terparah kasus DBD-nya.
Bahkan saat ini, khusus untuk Kabupaten Sikka, pemerintah pusat telah mengirimkan bantuan tim medis seperti dokter ahli dan perawat.
Untuk mencegah makin meluasnya wabah DBD, David mengimbau masyarakat agar tetap menjaga kebersihan lingkungan serta memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti seperti pemberantasan sarang nyamuk.