TEMPO.CO, Jakarta - Fatmawaty Eva, mahasiswi yang sempat dikarantina di Natuna, tampak sumringah saat tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Sabtu, 15 Februari 2020.
Mahasiswa Central China Normal University ini mengucapkan terimakasih kepada pemerintah karena telah menyelamatkan mereka dari ancaman wabah Virus Corona atau COVID-19 yang merebak dari Provinsi Hubei, Cina. Meski sempat dikarantina dua pekan sebelum bisa pulang ke daerah asal masing-masing, Eva mengaku senang.
"Kami senang, fun, happy banget dikarantina, berat badan kami naik. Karena memang masa observasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan kami sangat diperhatikan," ujar Eva di area Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Sabtu, 15 Februari 2020.
Hari ini, sebanyak 285 orang yang terdiri dari WNI dan tim penjemput usai menjalani karantina di Natuna selama dua pekan. Mereka pulang dengan tiga pesawat dari Riau untuk selanjutnya dipulangkan ke daerah masing-masing.
Eva menceritakan bahwa mereka setiap hari diperiksa oleh tim kesehatan serta olahraga dan makan dengan teratur. "Makan tiga kali sehari, kenyang," ujarnya.
Selama Cina masih dalam status darurat kesehatan publik internasional atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC), Eva menjalani kuliah dengan sistem online.
"Kami tunggu sampai Wuhan kondusif untuk balik kembali, karena memang sampai sekarang pemerintah Tiongkok sendiri belum memberi kepastian sampai kapan Wuhan kondusif. Jadi kami masih menunggu, baru kita pikiran ke depannya bagaimana," ujar Eva.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah akan segera membahas nasib kelanjutan program pendidikan bagi para WNI yang masih berstatus sebagai mahasiswa di Provinsi Hubei, Cina. "Kelanjutan pendidikan mereka pastinya akan kami perhatikan. Hal itu akan kami bahas setelah ini semua rampung. Prioritasnya adalah keseluruhan dari observasi ini rampung dengan baik dulu baru hal yang lain,” ujarnya.