TEMPO.CO, Jakarta - Yudian Wahyudi mengatakan tantangannya sebagai Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dalam membumikan Pancasila kepada generasi milenial seperti berada di hutan belantara. “Tantangan ini ibaratnya kalau bagi saya hutan belantara, karena bukan dunia saya,” kata Yudian saat ditemui Tempo di Kantor BPIP, Jakarta, Kamis, 13 Februari 2020.
Yudian mengatakan, tantangan yang diberikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi adalah membumikan Pancasila kepada 125 juta generasi milenial. Untuk merebut hati generasi milenial, kata dia, caranya tidak lagi menggunakan metode indoktrinasi seperti zaman dulu. “Nanti bareng-bareng menyampaikan Pancasila dengan santai.”
Untuk merangkul generasi muda ini maka pendekatan yang digunakan ialah melalui hal yang disenangi mereka. Misalnya, melalui olahraga, seni, dan kuliner. Misalnya, sambil berkuliner santai-santai tapi sambil silaturahmi, diajak ngomong-ngomong tentang hal-hal yang tidak perlu dilakukan. “Tapi dengan bercerita, ‘kamu alami hoaks kayak apa’, nah itu kan akhirnya kita rasakan, ‘oh itu nggak bagus’. Dari situ ada kesimpulan, ‘oh kita harus hindari hoaks’.”
Yang menjadi persoalan, kata dia, teknologi selalu membunuh generasi tua seperti dirinya lantaran muncul mental blocking (hambatan yang menimbulkan perasaan dan pikiran yang tidak menyenangkan). Dalam mengatasinya, Yudian mengatakan generasi tua harus banyak mendengar dan melatih para milenial untuk memainkan peran dalam membumikan Pancasila.
“Makanya mereka kami ajak ngomong. Kami lebih sebagai ‘koordinator’. Jadi mereka yang banyak memainkan peran-peran ini. Supaya regenerasi jg terjadi, kepemimpinan ya,” ucapnya.
Dalam beberapa kesempatan, Presiden Jokowi kerap menyampaikan masukan kepada BPIP mengenai cara cepat membumikan Pancasila. Salah satunya membanjiri narasi ideologi Pancasila di media sosial, seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan Snapchat. Ia meminta agar semua kementerian dan lembaga, termasuk BPIP mengerti media apa yang harus digunakan untuk menjangkau 129 juta anak muda Indonesia.
Jokowi menuturkan, membumikan Pancasila kepada anak muda saat ini jauh lebih penting. Pasalnya, jumlah anak muda di Indonesia sebanyak 129 juta jiwa atau 48 persen dari total penduduk. Jika anak muda tidak paham Pancasila, kata Jokowi, akan berbahaya buat negeri.