TEMPO.CO, Semarang - Kepolisian akan menggandeng ahli psikologi untuk memeriksa kejiwaan Toto Santoso dan Fanni Aminadia. Raja dan ratu Keraton Agung Sejagat di Purworejo tersebut kini menjadi tersangka atas dugaan penipuan melalui kerajaan yang mereka dirikan.
Pemeriksaan psikologis dilakukan lantaran Fanni tetap yakin bahwa ia menerima wangsit untuk mendirikan kerajaan ketika menjalani pemeriksaan. Sebelumnya, ia menangis ketika diperlihatkan kepada awak media saat Kepolisian Daerah Jawa Tengah menggelar konferensi pers.
Sebaliknya, Toto yang mengaku raja Keraton Agung Sejagat justru koperatif saat menjawab pertanyaan dari penyidik. Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Rycko Amelza Dahniel menyebut pemeriksaan terhadap Toto relatif berjalan lancar dibanding permaisurinya.
Rycko mengatakan pemeriksaan psikologi kepada kedua tersangka akan dilakukan pekan depan. "Senin, Insya Allah kita akan melakukan pemeriksaan psikolosi kepolisian," kata dia, Jumat, 17 Januari 2020.
Pemeriksaan psikolosi akan dilakukan oleh Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jateng bersama Mabes Polri. "Kita lihat hasilnya pada Senin siang nanti," kata Rycko.
Polisi telah memeriksa puluhan saksi atas kasus dugaan penipuan ini. Mereka terdiri dari pengikut dan mahapatih atau koordinator. Mahapatih merupakan koordinator Keraton Agung Sejagat di daerah, di antaranya di Klaten, Wonogiri, dan Solo Raya.
Adapun tersangka atas dugaan penipuan berkedok kerajaan ini masih dua orang, yaitu raja dan ratu Keraton Agung Sejagat. Mereka diamankan polisi di daerah Wates Kebupaten Kulon Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa, 14 Januari 2020.
Para tersangka diduga menarik iuran mulai Rp 3 juta sampai Rp 30 juta kepada pengikutnya sebagai syarat bergabung Keraton Agung Sejagat. Para pengikut dijanjikan gaji yang tinggi dan jabatan di struktur pemerintahan keraton.