TEMPO.CO, Jakarta - Ahmad Safari, 55 tahun, pensiunan pegawai Tempo, belum juga ditemukan setelah terpisah pada saat evakuasi banjir Jakara pada 1 Januari 2020.
Putrinya, Sarah, bercerita bahwa ayahnya tak kunjung menyusul keluarga yang mengungsi tak jauh dari rumah mereka, Jalan Budi Tanjung Sanjang, Cawang, Jakarta Timur, yang dilanda banjir.
Menurut dia, keluarganya memang selalu mengungsi di rumah tetangga yang letaknya lebih tinggi. Safari yang paling terakhir meninggalkan rumah, sedangkan istri dan anak-anaknya pergi lebih dulu.
"Tapi sampai sore ibu saya nunggu di tempat pengungsian, ayah saya belum juga datang," kata Sarah ketika dihubungi hari ini, Ahad, 5 Januari 2020.
Pada saat banjir, Safari memakai celana panjang abu-abu dan jaket abu-abu bertuliskan "TEMPO."
Istri Safari, Lisnawati, melapor ke Kepolisian Resor Jakarta Timur pada 4 Januari 2020.
Pria yang biasa dipanggil Dodi atau Adi itu memiliki rambut panjang, dengan tinggi badan sekitar 165 cm dan berat 45 kg.
Tempo menanyakan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Palang Merah Indonesia soal keberadaan Safari.
Kedua lembaga itu menyatakan tak memiliki informasi mengenai Safari.
Sarah menerangkan seorang tetangga bercerita sempat bertemu Safari pada siang hari. Safari menanyakan lokasi pengungsian keluarganya.
Ada pula tetangga yang menyatakan menemui ayah dia anak tersebut sekitar pukul 19.00.
Meski begitu keluarga tak mendapat informasi keberadaan Safari setelah itu.
"Tetangga itu ketemu ayah saya di daerah atas, di tempat makan bubur. Setelah itu udah enggak ketemu lagi."
Sarah tak mengetahui apakah ayahnya pergi dengan membawa telepon seluler. Namun nomor Safari tak bisa dihubungi.
"Kami juga enggak menyangka kalau sampai enggak pulang gini. Biasanya kami ngungsi di sana, ayah saya nyusul," tutur Sarah.
Keluarganya pun telah mencari informasi ke sejumlah tempat. Mulai dari sekitar rumah hingga kawasan Kampung Melayu dan sekitar Bandara Halim Perdanakusumah, juga ke masjid-masjid yang biasa disambangi Safari.