TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri Kitongbisa Gracia Billy Mambrasar menjawab tudingan privilege terhadap staf khusus Presiden Joko Widodo atau Jokowi dari kalangan milenial. Billy mengatakan tak punya privilege untuk menjadi orang yang berada di sekitar kekuasaan.
Ia berujar hanyalah seorang anak miskin dari Serui, Papua, yang harus berjuang keras untuk mengubah nasibnya.
"Saya bukan anak dengan privilege! Saya anak miskin dari kampung," katanya dikutip dari akun Twitternya @kitongbisa pada Ahad, 24 November 2019. Billy telah mengizinkan Tempo mengutip cuitannya itu.
Ia meminta pihak-pihak yang menganggapnya bisa terpilih sebagai staf khusus presiden karena keistimewaan itu untuk membaca kisah perjuangan hidupnya selama ini. Lewat tautan berita yang ia bagikan diceritakan jika dia anak dari seorang pekerja lepas dan penjual kue di pasar.
"Siapa yang sangka, bayar SPP sering tertunda, makan kurang, rumah dari atap rumbia tanpa listrik, dan untuk bertahan hidup harus berjualan kue di pasar tapi akhirnya bisa bersekolah di salah satu sekolah bergengsi," kata Billy dalam pemberitaan itu.
Lewat serangkaian cuitannya, Billy bercerita jika perjuangannya meraih beasiswa ke luar negeri tidak mudah. "Sebagai informasi, saya ikut tes beasiswa sampe 12 kali baru bisa tembus ke luar negeri. Jadi saya bukan beruntung, tapi berjuang," ucap dia.
Menurut Billy, terlepas dari tudingan "keistimewaan" itu yang paling penting adalah dia dan enam staf khusus milenial Jokowi lainnya siap bekerja untuk bangsa. "Kami semua fokus membangun negeri ini," ujar dia.
Ia merasa tidak perlu memikirkan gunjingan dari orang lain terkait jabatannya itu. 'Yang nyinyir biarlah nyinyir! Kami anggap itu kritik dan saran untuk kami. Kami akan buktikan dengan karya kami dan kami akan bekerja keras untuk Rakyat Indonesia membantu pak @Jokowi," cuitnya.
Jokowi telah memperkenalkan tujuh anak muda sebagai staf khusus. Mereka adalah CEO and Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung; pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara; dan pendiri Amartha Andi Taufan Garuda Putra.
Selain itu ada pula CEO Kitong Bisa Gracia Billy Mambrasar; perumus gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi; mantan Ketua Umum PMII Aminuddin Ma'ruf; dan pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia.