TEMPO.CO, Jakarta-Mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Hamzah Haz menceritakan momen dirinya mundur dari posisi Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal di era Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie.
"Saya minta berhenti jadi menteri kepada Pak Habibie. Pak Habibie jawab, 'Bapak bicara apa?' Saya katakan saya minta berhenti," kata Hamzah bercerita kepada puluhan kader PPP yang hadir di rumahnya, Jalan Patra Kuningan XV, Jakarta Selatan, Ahad, 17 November 2019.
Hamzah mengatakan, Habibie awalnya mempertanyakan keputusannya itu. Namun dia berkukuh dan menjelaskan kekhawatirannya ihwal kondisi PPP. Waktu itu Hamzah Haz masih di tahun awal menjadi ketua umum partai dakwah ini.
Hamzah Haz semula berharap PPP menjadi satu-satunya partai Islam. Namun ternyata, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa dan Amien Rais mendirikan Partai Amanat Nasional di awal reformasi. Dua partai itu lahir dari rahim dua ormas Islam besar di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
"Saya ceritakan kondisi PPP, saya khawatir PPP habis karena pada sudah bentuk partai, nanti saya dicaci maki sama teman-teman kalau saya jadi menteri. Akhirnya Pak Habibie mengerti," kata Hamzah.
Setelah mundur, Hamzah lebih dulu umrah ke Mekah, Arab Saudi. Dia bermunajat dan tahajud, serta merenung di depan ka'bah yang juga menjadi gambar PPP. "Kemudian spontan, ya Allah, izinkanlah PPP memakai gambar ka'bah sebagai lambang. Akhirnya lusa saya pulang dan saya merasa mendapat kekuatan baru di situ," kata dia.
Hamzah kemudian bercerita kepada jajaran PPP kala itu bahwa ia sudah mundur dari posisi menteri. Mereka sempat protes. Namun Hamzah menyatakan keseriusannya untuk mengurus partai. "Mudah-mudahan dengan ini keyakinan, kalau kita ingat bahwa PPP itu partai Islam, saya yakin PPP masih eksis di yang akan datang," ujar Hamzah.
Kepada jajaran partai waktu itu, Hamzah mengatakan PPP masih bisa mendapatkan pemilih di daerah yang bukan basis massa PKB dan PAN. Gus Dur dan NU memiliki basis massa di Jawa Timur, sedangkan Amien Rais dan PAN punya pendukung besar di Yogyakarta. Sedangkan daerah lainnya, kata Hamzah, masih terbilang netral dan cair.
PPP akhirnya mendapatkan 58 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat di Pemilu 1999. Namun Hamzah mengaku sedih dengan penurunan jumlah kursi PPP dari waktu ke waktu, hingga tersisa 19 kursi di Pemilu 2019. Dia juga sedih lantaran dua penerusnya, Suryadharma Ali dan Romahurmuziy tersangkut kasus korupsi. Hamzah mewanti-wanti PPP harus segera dibenahi agar tetap bisa eksis di waktu yang akan datang.
BUDIARTI UTAMI PUTRI