INFO NASIONAL — Provinsi Jawa Tengah layak menjadi salah satu wilayah favorit bagi investor dalam dan luar negeri. Salah satu alasannya adalah karena pelayanan perizinan di Jawa Tengah adalah peringkat pertama sebagai penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Terbaik se-Indonesia dalam Investment Award 2018.
“Ini bukti bahwa pemerintah sudah support. Perizinan mudah menjadi modal utama dalam mengundang investasi,” ujar Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, di acara Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2019 ke-15, di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa, 5 November 2019.
Baca Juga:
Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong masuknya investasi di berbagai bidang, terutama di dua bidang unggulan, yaitu manufaktur dan pariwisata. “Jawa Tengah memiliki banyak peluang investasi terutama di sektor manufaktur,” ujar Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di acara yang sama.
Menurut Ganjar, peluang investasi tersebut telah melalui proses studi pengkajian dan perbaikan oleh Koridor Ekonomi Perdagangan Investasi Pariwisata Jawa Tengah (Keris Jateng). Hasilnya, terdapat delapan proyek investasi yang siap ditawarkan, 21 peluang investasi yang prospektif, dan 16 investasi potensial dari seluruh kota dan kabupaten di Jawa Tengah.
Delapan proyek yang siap ditawarkan adalah pengembangan Sumber Air Panas Kalianget di Wonosobo, Rest Area Kledung di Temanggung, Pariwisata Pulau Panjang, Taman Wisata Agro Tlogo Wening, Industri Perikanan dan Udang Terintegrasi di Cilacap, Solo Convention-Exhibition Hall, Dok Perkapalan di Rembang, dan Pembenihan ikan Nila di Pati.
Baca Juga:
Adapun projek prioritas adalah Kendal Industrial Park, Brebes Industrial Park, dan Area Pariwisata Borobudur.
Pemerintah Jawa Tengah, kata Ganjar, akan menyediakan fasilitas dan kemudahan serta memberikan insentif kepada calon investor. Dengan realisasi investasi yang tinggi akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Gubernur Ganjar mengatakan, target investasi Jawa Tengah tahun ini adalah sebesar Rp 47,42 triliun. “Kami optimistis mampu memenuhi target tersebut, karena kami punya daya saing dalam hal potensi, dukungan infrastruktur, tenaga kerja, dan komitmen kuat untuk mendorong peningkatan investasi melalui kebijakan pro-investasi,” katanya.
Total investasi yang masuk pada periode 2015 hingga triwulan II 2019, baik PMA dan PMDN mencapai Rp 211,19 triliun. Investasi PMA adalah sebesar Rp 110,85 triliun dengan 4.964 proyek yang menyerap 335.735 tenaga kerja. Sedangkan investasi PMDN adalah sebesar Rp 100,34 triliun dengan 7.121 proyek yang menyerap 221.071 tenaga kerja.
Di forum CJIBF, Ganjar juga meminta bupati dan walikota dari daerahnya berbincang langsung dengan para investor. Ia juga menawarkan wisata investasi kepada para investor. “Kami akan menjadi guide, bagi bapak dan ibu,” ujarnya.
Acara CJIBF dengan tagline “Trust us to invest, realize your dream”, dihadiri oleh 500 peserta, terdiri dari 73 calon investor luar negeri, 254 investor dalam negeri, 70 orang pemrakarsa proyek, dan 110 undangan. (*)