INFO NASIONAL — Kebutuhan gizi yang cukup adalah syarat mutlak bagi para siswa untuk dapat mengikuti setiap kegiatan pembelajaran. Sebab, dengan gizi yang cukup dan berimbang, para siswa tersebut dapat lebih konsentrasi dalam belajar. Sehingga, para siswa tersebut dapat lebih prestatif demi meraih masa depan gemilang.
Upaya untuk memberikan makanan tambahan tersebut secara cuma-cuma itulah yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta selama kurun waktu dua tahun belakangan ini. Penyediaan variasi menu tersebut masuk dalam program Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS).
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan Pemprov DKI melakukan terobosan dalam program PMTAS dengan menambah 27 varian makanan dari sebelumnya yang hanya dua. “Sekarang ada 29 jenis makanan yang disiapkan. Varian makanan itu sudah mempertimbangkan faktor gizi, selera, dan kearifan lokal,” ujarnya pada Jumat (5/4) seperti dikutip dari laman berita pemprov.
Program PMTAS diwujudkan dengan keluarnya Pergub Nomor 9 Tahun 2018 tentang Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah Pada Satuan pendidikan. Sejak diluncurkan pada 2018, sebanyak 459 sekolah dilibatkan dalam program ini. Sekolah yang tersebar di 53 kelurahan tersebut terdiri atas taman kanak-kanak (TK) sebanyak 75, sekolah dasar (SD) negeri sebanyak 375, dan sekolah luar biasa (SLB) sebanyak 9 sekolah. Pemprov mengalokasikan anggaran sebesar Rp 324 miliar untuk program PMTAS tahun ini.
Tak kurang dari 144.722 siswa-siswi di DKI telah merasakan program ini, dengan rincian SD sebanyak 137.718 peserta didik, TK 5.304 peserta didik, dan SLB sebanyak 1.700 peserta didik.
Kepala Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Ida Nurbani, memaparkan 29 varian menu yang disediakan oleh program PMTAS antara lain nasi goreng, telur, sayur sop daging, sandwich telur, roti, jeruk, pisang, susu UHT, dan lain-lain. Menu-menu kue tradisional juga menjadi pilihan dalam varian menu seperti onde-onde kacang hijau, nagasari, lemper, ongol-ongol, bacang, klepon, dan lain-lain.
“Sekolah atau komite bebas memilih menu sesuai dengan kemampuan komite dalam menyediakan menu-menu tersebut,” kata Ida. Harga paket makanan adalah senilai Rp 10.890 per anak yang diberikan setiap hari sekolah Senin hingga Jumat.
Salah seorang wali siswa sekolah dasar di Johar Baru, Jakarta Pusat, Kristina (39), mengatakan menu makanan tambahan yang disediakan sekolah bervariatif. “Kadang, sebelumnya juga diberi tahu menu yang akan diberikan di sekolah melalui Whatsapp. Salah satu yang menjadi menu favorit adalah omelet telur,” ujarnya, Sabtu (2/11) .
Nurhayati Muntani (46), orang tua murid sekolah dasar di Jakarta Selatan, menilai program ini merupakan program yang bagus. “Anak-anak sekarang itu lebih senang jajan-jajan. Mereka susah jika diminta mengonsumsi makanan bergizi seperti buah atau sayur,” katanya. Oleh karena itu, menurutnya program ini bisa membantu membiasakan anak-anak mengonsumsi makanan sehat.
Program makanan tambahan ini akan terus dikembangkan pemprov agar lebih banyak menjangkau siswa Jakarta. “Diharapkan ada penambahan sekolah penerima PMTAS, terutama di sekolah yang banyak terdapat anak yang tidak mampu,” ujar Ida Nurbani. (*)