TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Bidang Pratama DPP Partai Golkar, Bambang Soesatyo atau Bamsoet menyatakan tak pernah menyampaikan komitmen untuk tidak maju menjadi calon ketua umum Golkar, setelah mendapatkan posisi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Untuk itu, Bamsoet menyatakan bahwa dirinya tidak mengkhianati komitmen apa pun dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
"Kalau dibilang mengkhianati komitmen itu gimana? Emang pacaran pakai pengkhianatan? Saya tidak sedang bercinta, tapi sedang berpolitik. Masak ada pengkhianat-pengkhiatan?," ujar Bamsoet di Kompleks Parlemen, Senayan pada Senin, 4 November 2019.
Sampai saat ini, Bamsoet belum tegas menyampaikan akan maju atau tidak menjadi calon ketua umum Golkar. "Saya akan mempertimbangkan dan akan menjawab kalau sudah ada kepastian munasnya kapan, plenonya kapan," ujar Bamsoet.
Adapun Loyalis Bamsoet, Darul Siska sebelumnya mengklaim bahwa Ketua MPR RI itu sudah menyatakan kesediaan untuk maju. "Beliau menyatakan siap untuk maju karena memang didorong pimpinan kabupaten, kota, provinsi," kata Darul kepada Tempo, Ahad malam, 3 November 2019.
Sejumlah loyalis Airlangga bereaksi menanggapi hal ini. Ahmad Doli Kurnia misalnya, meminta Bamsoet menepati janji mendukung Airlangga sebagai calon ketua umum di Munas Golkar pada Desember mendatang.
"Terakhir yang beliau (Bamsoet) sampaikan, kan mendukung Pak Airlangga di Munas 2019. Kita semua melihat di televisi dan berbagai media," ujar Doli di Kompleks Parlemen, Senayan pada Senin, 4 November 2019.
Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Sumatera Utara Partai Golkar ini mengingatkan, beberapa tahun belakangan, perpecahan di tubuh Golkar yang terjadi akibat Munas telah merugikan partai berlambang pohon beringin ini sendiri.
"Kami pernah mengalami perpecahan di awal 2015 dan itu dampak tehadap hasil pemilu kemarin. Harusnya semua kader mengambil pelajaran yang sangat berharga dari peristiwa ini," ujar Doli.
DEWI NURITA I BUDIARTI UTAMI PUTRI