INFO NASIONAL — Kota Semarang sedang ada dalam tren positif dengan berbagai pencapaian, namun ternyata masih ada beberapa pekerjaan rumah untuk memaksimalkan sejumlah aset Pemerintah Kota Semarang, salah satunya eks Wonderia.
"Maka harapannya dalam momentum Sembiz ini, sedulur-sedulur investor yang hadir di sini dapat tertarik untuk mengelola aset (eks Wonderia) yang ada di tengah Kota Semarang tersebut," kata Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, yang juga akrab disapa Hendi pada kegiatan Semarang Business Forum, Kamis, 17 Oktober 2019 di ballroom Patra Hotel and Convention, Semarang.
Adapun Wonderia merupakan sebuah Theme Park yang diresmikan pada tahun 2007, dengan lokasi strategis pada jantung ibu kota Jawa Tengah. Wonderia sempat menjadi destinasi wisata unggulan Kota Semarang, namun eksistensinya tidak bertahan lama.
Terkendala berbagai permasalahan dalam pengelolaan, Wonderia kemudian tak maksimal beroperasi selang beberapa waktu setelah pembukaannya. Kondisi taman bermain yang ada di aset milik Pemerintah Kota Semarang seluas 9 hektar itu pun kemudian terkesan mangkrak.
Pemerintah Kota Semarang lantas mengambil keputusan untuk menghentikan kontrak pengelola Wonderia untuk aset di Jalan Sriwijaya Nomor 29 itu pada tahun 2017.
Di hadapan para investor yang hadir dalam kegiatan Sembiz 2019, Hendi menegaskan bahwa eks Wonderia menjadi salah satu aset yang paling berpotensi untuk dikelola karena Kota Semarang sedang berkomitmen tinggi dalam mendukung sektor pariwisata. Untuk itu, Hendi berharap pemerintah dan pengusaha dapat saling mendukung dalam mengembangkan Kota Semarang.
"Saya mempersilahkan kepada yang hadir di sini untuk berinvestasi apa saja, Semarang sangat membutuhkan kontribusi sedulur-sedulur pengusaha dalam pengembangan kota," ujarnya.
Selain eks Wonderia, Hendi juga menawarkan sejumlah paket kerja sama untuk pada investor berinvestasi di Kota Semarang, antara lain pengelolaan Light Rapid Transit (LRT), Semarang Expo Center, Simpang Lima Underground, Tinjomoyo, Goa Kreo. Taman Lele, Mangkang Zoo, dan Pengolah Sampah Energi Listrik (PSEL).
Terkhusus proyek PSEL dengan kapasitas 15-22 megawatt sempat disinggung Hendi menjadi yang paling diminati saat ini. “Dari semua itu hari ini banyak yang bertemu saya menyatakan minat untuk PSEL. Saya bilang monggo saja diikuti prosesnya karena ini lelang investasi KPBU,” katanya.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Tengah, Ratna Kawuri, yang hadir sebagai undangan dalam kesempatan tersebut mengamini terkait peranan penting para pengusaha melalui penanaman. Menurutnya, investasi yang masuk dapat berdampak luas bagi masyarakat.
“Dengan investasi yang masuk maka akan menggerakkan perekonomian daerah dan membuka kesempatan kerja sehingga mendukung penurunan angka pengangguran dan kemiskinan,” ujarnya. (*)