TEMPO.CO, Jakarta - Anggota fraksi Gerindra Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR walk out saat sidang paripurna lembaga itu yang digelar Jumat, 27 September 2019.
Wakil Ketua Fraksi Gerindra MPR, Sodik Mudjahid mengatakan sebanyak 8 anggota fraksi memilih walk out.
Hal itu terjadi karena Ketua MPR Zulkifli Hasan selaku pimpinan sidang disebut memotong agenda pembacaan doa dalam sidang.
"Fraksi Gerindra protes dan mengecam Ketua MPR yang menghapus mata acara pembacaan doa dalam sidang terakhir MPR Periode 2014/2019 hari ini," ujar Sodik lewat keterangan tertulis pada Jumat, 27 September 2019.
Menurut Sodik, sebagai salah satu lembaga tinggi NKRI dengan dasar Pancasila, MPR seharusnya menjadi teladan pengamalan budaya religi Pancasila seperti pembacaan doa. Apalagi dalam persidangan terakhir dari masa bakti selama lima tahun.
"Mata acara pembacaan doa sudah berlangsung puluhan tahun sejak berdirinya MPR," ujar dia.
Awalnya diagendakan pembacaan doa dilakukan politikus Gerindra Rahayu Saraswati Djojohadikusumo. Namun mendadak acara itu dibatalkan. Saras, sapaan keponakan Prabowo itu mengaku kecewa. "Apakah karena saya perempuan atau non Muslim?" kata dia.
Dalam sidang MPR hari ini, Zulkifli Hasan memang memotong sejumlah bagian naskah pidatonya karena terlalu panjang. Dalam salinan naskah pidato yang diterima Tempo, ada 28 halaman. Doa yang seharusnya dibaca Anggota MPR dari Fraksi Partai Gerindra ditiadakan. Zulhas membaca sendiri sebuah doa pendek penutup sidang.