TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis hak asasi manusia Sandyawan Sumardi mengungkapkan demonstrasi mahasiswa hari ini yang berakhir ricuh, telah menimbulkan korban.
"Yang saya tahu, memang betul sudah jatuh korban. Saya dapat informasi dari relawan di lapangan," kata Sandyawan saat dihubungi Tempo pada Selasa, 24 September 2019.
Sandy melanjutkan, belum mengetahui jumlah korban karena situasi yang belum kondusif. "Korban belum bisa dihitung tapi saya ada video yang memperlihatkan banyak yang jatuh pingsan akibat gas air mata," kata dia.
Lebih lanjut lagi, Sandy mengungkapkan ada enam ambulance di lapangan saat ini. "Ada enam ambulance dari rumah sakit swasta," kata dia.
Informasi tersebut didapat Sandy dari relawan Jaringan Relawan Kemanusiaan Indonesia (JRKI) yang ada di lapangan. "Sekitar 12 Relawan JRKI ada di lapangan untuk menyalurkan bantuan berupa satu ambulance, sedikit air minum, serta obat-obatan," kata Sandy.
Namun menurutnya, relawan JRKI terpaksa menyingkir terlebih dahulu. "Situasi chaotic ini memang agak sulit karena relawan kami harus menyingkir dari tembakan-tembakan gas air mata itu," kata Sandy.
Selain mengirim bantuan ke aksi mahasiswa hari ini, kata Sandy, JRKI juga membuka posko kemanusiaan di kawasan Matraman, Jatinegara Timur. "Dulu saya waktu semanggi juga begini kejaanannya. Ini kerja kemanusian," kata dia.
GALUH PUTRI