TEMPO.CO, Jakarta - Ikatan Alumni Universitas Trisakti atau Ikausakti memprotes rencana almamater mereka memberikan anugerah gelar putra reformasi kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Terlebih, pemberian anugerah itu diklaim sebagai amanah Deklarasi Alumni Trisakti Untuk Jokowi yang digelar pada 9 Februari lalu.
"Usulan anugerah penghargaan sebagai "Putra Reformasi' bukanlah dari organisasi Ikatan Alumni Universitas Trisakti," ujar Ketua Umum Ikausakti Saidu Solihin lewat salinan surat yang diperoleh Tempo pada Ahad, 22 September 2019.
Saidu dalam surat yang ditujukan untuk Rektor Trisakti itu menyebutkan, ikatan alumni masih konsisten dalam Perjuangan Penuntasan Kasus Tragedi Trisakti 12 Mei 1998 dan Penganugerahan Gelar "Pahlawan Nasional Reformasi kepada 4 Pejuang Reformasi yang gugur dalam peristiwa Tragedi Trisakti 12 Mei 1998.
Dia menegaskan, pemberian anugerah penghargaan tersebut bukanlah merupakan tradisi pendidikan yang selama ini berlaku di lingkup Universitas Trisakti. "Dengan demikian, kami menyampaikan sekaligus mengingatkan kepada Pjs Rektor Universitas Trisakti bahwa Universitas Trisakti merupakan lembaga pendidikan bukan lembaga politik," ujar Saidu.
Sebelumnya, beredar surat berkop Universitas Trisakti bernomor 339/AK.15/USAKTI/R/IX/2019. Surat itu ditujukan kepada Menteri Sekretaris Kabinet terkait rencana pemberian penghargaan kepada Presiden Jokowi.
Di surat itu tertulis, dalam rangka peringatan Dies Natalis Universitas Trisakti ke-54, Presiden Jokowi akan diberikan penghargaan sebagai Putera Reformasi. Disebut, penghargaan dipersembahkan kepada Jokowi atas karya dan keberhasilan dalam mendukung cita-cita gerakan reformasi yang diawali dari peristiwa 12 Mei 1998 di Kampus Trisakti. Surat itu ditandatangani Rektor Universitas Trisakti Ali Ghufron Mukti tertanggal 12 September 2019.
Tempo sudah berupaya menghubungi Ali Ghufron terkait surat ini, namun belum ada respons. Dia disebut sedang berada di luar negeri. Tempo juga telah berupaya menghubungi Kepala UPT Humas Universitas Trisakti Rully Besari Budiyanti, namun dia enggan memberikan tanggapan maupun konfirmasi.
"Saya belum bisa memberikan keterangan, terima kasihasih," ujar Rully lewat pesan singkat kepada Tempo, Ahad, 22 September 2019.