TEMPO.CO, Jakarta-Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mempersilakan warga Papua dan Papua Barat jika ingin menggelar aksi unjuk rasa. "Kalau ada demo, baik sudah izin kepolisian atau belum, tolong diterima. Apa pun mereka adalah warga yang harus dibimbing dengan baik, diberikan penjelasan dengan baik," ujar Tjahjo di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta Selatan, Kamis, 22 Agustus 2019.
Meski begitu, Tjahjo berharap agar konflik yang terjadi bisa segera selesai. Jika suasana sudah tenang, ia meminta Gubernur Papua dan Papua Barat berkunjung ke Jawa Timur. "Bertemu Bu Khofifah (Gubernur Jawa Timur). Syukur ke Malang, menyambangi asrama mahasiswa Papua untuk dialog," ucap dia.
Pertemuan antara kedua gubernur itu memang diwacanakan untuk menyelesaikan insiden Surabaya yang memantik kerusuhan di Papua. Untuk sementara Tjahjo telah meminta Gubernur Papua Lukas Enembe agar tidak meninggalkan wilayahnya.
"Saya kira sudah telepon ke Pak Gubernur Enembe. Sekarang menyelesaikan permasalahan di daerah dulu. Gubernur untuk tidak meninggalkan daerah dulu," kata Tjahjo, saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa, 20 Agustus 2019.
Kerusuhan di Manokwari dan Sorong, Papua Barat dipantik oleh insiden di asrama mahasiswa dari Papua di Surabaya pada 17 Agustus 2019. Saat itu, 43 mahasiswa di asrama itu mengalami aksi diskriminasi dan rasis dari sosok yang diduga sebagai aparat keamanan dan ormas setempat.
Penyebab kericuhan diduga karena ada bendera merah putih yang jatuh di dekat asrama mahasiswa tersebut. Aksi rasial dan diskriminatif ikut memancing aksi demonstrasi di sejumlah wilayah di Papua dan Papua Barat yang berujung kerusuhan.
ANDITA RAHMA | EGY ADYATAMA