TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Helmy Faishal Zaini mengatakan polarisasi pascaPilpres yang menyebabkan perseteruan memerlukan rekonsiliasi tanpa syarat. “Rekonsiliasi itu kembali membangun kebersamaan, tidak perlu ada syarat ini, syarat itu,” kata Helmy di kediaman Wakil Presiden terpilih Ma’ruf Amin, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta, Jumat 12 Juli 2019.
Menurut dia, yang paling penting adalah Indonesia kembali menjadi negara yang bersatu, kokoh, utuh, tidak lagi ada perpecahan
Baca juga: Rekonsiliasi Jokowi - Prabowo, Luhut Pandjaitan: Apa Urusannya dengan Rizieq?
Helmy berpendapat rekonsiliasi perlu dilakukan. Pascapilpres yang menajamkan perbedaan politik pada dua kubu, perlu ada upaya untuk mengembalikan suasana keakraban, kekeluargaan, dan harmoni rakyat Indonesia.
Helmy juga sempat mengalami hal itu. Terutama konflik di media sosial, grup Whatsapp, atau pun di lingkungannya di RT dan RW. “Pascapilpres itu ya terpecah-pecah, terutama melalui sosial media. Saya kira kita semua mengalami,” ucapnya.
Baca juga: Pengamat: Rekonsiliasi Politik Mestinya Tanpa Syarat
Sebelumnya juru bicara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak berpendapat kepulangan Rizieq Shihab ke tanah air semestinya menjadi bagian dari rekonsiliasi politik."Ini pandangan pribadi saya, bila narasi rekonsiliasi politik mau digunakan, agaknya yang paling tepat beri kesempatan kepada Habib Riziew kembali ke Indonesia," kata Dahnil melalui akun Twitternya, @Dahnilanzar pada Kamis, 4 Juli 2019. Dahnil mempersilakan cuitannya dikutip