TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar, Bambang Soesatyo, menilai pertemuan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto beserta Dewan Pimpinan Daerah tingkat I Partai Golkar dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi bukan manuver politik untuk kepentingan pemilihan Ketua Umum Golkar. Pertemuan itu dinilainya wajar sebagai Ketua Umum Partai dengan Presiden.
“Itu hal wajar bagi seorang ketum membawa ketua-ketua DPDnya,” kata Bambang kepada wartawan di kantornya, Kompleks DPR, Senayan, Jakarta, Selasa 2 Juli 2019. Pertemuan itu, ujar dia, juga membuat DPD bangga dipertemukan dengan Presiden karena mereka selama ini berjuang untuk pemilihan presiden dan pemilihan legislatif.
Baca juga: Ketum Golkar, Bamsoet Galang Dukungan Pemuda Pancasila - FKPPI
Airlangga membawa 34 DPD I Golkar menemui Jokowi di Istana Bogor. Menurut Ketua DPD I DKI Jakarta itu, pertemuan bertujuan untuk memberikan selamat kepada Jokowi yang baru saja ditetapkan sebagai pemenang Pilpres.
Setelah pertemuan, Airlangga bercerita, Jokowi meminta kepemimpinan Partai Golkar harus diperkuat. Menurut dia dalam pertemuan itu Jokowi mengatakan tak ingin ikut campur terkait musyawarah nasional Partai Golkar.
Baca juga: Jokowi Ogah Ikut Campur Kisruh Munaslub Partai Golkar
"Untuk urusan internal Partai Golkar, Bapak Presiden tentu menyerahkan kepada Partai Golkar," kata Airlangga seusai bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin, 1 Juli 2019.
Ketua DPR RI itu mengatakan pertemuan dengan Presiden tak ada kaitannya dengan pemilihan Ketua Umum dalam Munas Golkar. Ia mengaku tak akan melakukan hal yang sama. “Kewajiban saya adalah membawa anggota DPT ke sana, tapi itu tidak diatur dalam tata negara kita.”
FIKRI ARIGI | FRISKI RIANA