TEMPO.CO, Palangka Raya -Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah bersama Detasemen Khusus 88 dan Badan Intelijen Negara menangkap 33 orang yang diduga kelompok teroris di Palangka Raya dan Kabupaten Gunung Mas. Mereka diketahui merupakan kelompok Jemaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi ke ISIS.
Hal tersebut diungkapkan Kapolda Kalimantan Tengah Inspektur Jendaral Anang Revandoko di kantornya, Selasa, 11 Juni 2018. Menurut Anang 33 orang itu ditangkap di dua titik lokasi, yakni di sebuah barak Jalan Pinus, Kota Palangka Raya dan di wilayah Kabupaten Gunung Mas. "Sebanyak 33 orang saat ini kami amankan di Polda Kalteng yang terdiri dari laki-laki dan perempuan serta beberapa orang anak-anak," ujarnya.
Baca Juga: Densus 88 Bekuk Teroris di Cibinong, Jauh Lebih Militan dari JAD
Anak-anak dan perempuan itu, kata Anang, untuk sementara dititipkan di Panti Sosial Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah. Adapun yang laki-laki dewasa diamankan di markas Polda Kalimantan Tengah. Menurut Anang dalam operasi penangkapan di dua titik lokasi itu, ada dua orang daftar pencarian orang (DPO) turut diringkus, yakni Tomi dan Abdulah.
Keduanya berasal dari Aceh serta termasuk jaringan JAD. "Mereka ke Kalteng ini untuk latihan dan mengumpulkan logistik atau dana yang rencananya akan ke Jakarta," tutur Anang.
Sebelum mereka ke Jakarta itulah, ujar Anang, polisi lebih dulu melakukan pemotongan (penangkapan). Saat ini polisi sedang melakukan pemeriksaan lebih dalam lagi terhadap 33 orang itu.
Kepala Bidang Humas Polda Kalimantan Tengah Komisaris Besar Hendra Rochmawan mengatakan bahwa dari 33 orang yang diamankan itu terdiri dari 8 orang perempuan dewasa dan 10 orang anak-anak. "Wanita dan anak-anak yang kita amankan itu untuk sementara dititipkan di Panti Sosial milik Dinas Sosial, namun yang perempuannya tetap diperiksa apakah terlibat atau tidak," ucap Hendra.
Dari hasil penangkapan puluhan anggota JAD itu, kata Hendra, polisi menyita sejumlah barang bukti antara lain buku-buku, laptop dan serbuk yang nantinya akan diperiksa oleh laboratorium forensik.
KARANA WW