INFO NASIONAL – Tidak hanya laki-laki, perempuan juga memiliki banyak potensi untuk menjadi pemimpin di industri kreatif 4.0, yang fokus pada membangun network melalui media sosial dan internet. Pendiri Womenpedia, Marsya Gusman, dan pendiri Koneksi Indonesia Inklusif Marthella R. R Sirait misalnya. Kedua perempuan ini memberikan beberapa tips kepada para perempuan Indonesia yang bermimpi untuk mengambil peran signifikan di industri kreatif 4.0.
“Menurut saya yang pertama kali harus dilakukan sebagai perempuan itu mengubah sudut pandang kita. Mulai dari diri sendiri, kalau awalnya punya mindset perempuan terbatas, kita akan membatasi gerak-gerik kita,” tutur Marthella R. R Sirait di acara Perempuan Bercerita di ruang & tempo, Jakarta Selatan, Sabtu, 27 April 2019.
Baca Juga:
Perempuab yang akrab dipanggil Thella ini mengatakan, pemimpin yang baik bisa mengakui kalau mereka tidak bisa melakukan semuanya sendiri. “Karenanya, kolaborasi menjadi suatu hal yang sangat penting di industri kreatif 4.0, karena kita tidak bisa berdiri sendiri-sendiri lagi,” ujar Thella.
“Kolaborasi adalah sesuatu kekuatan. Punya gerakan atau platform sosial dalam bentuk apapun, bentuklah trust. Dari mulut ke mulut, acara ke acara, itu pasti akan bisa berkembang,” lanjut Thella.
Sementara Masyar Gunawan mengatakan, lingkungan yang positif memberikan pengaruh besar di industri kreatif 4.0. “Ekosistem itu membangun saya,” tutur Marsya Gusman.
Baca Juga:
Karenanya, dia meminta para perempuan untuk meninggalkan lingkungan yang penuh dengan hal-hal negatif seperti bullying. “Mulailah melibatkan diri dalam organisasi, komunitas, maupun dengan mengikuti kompetisi yang memiliki pesan positif, Anda bisa lebih mudah membangun diri sendiri dan menemukan kesempatan baru yang positif.”
Menurut dia, era digital mempermudah masyarakat untuk belajar hal-hal baru. “Terutama sebagai perempuan, gunakan era digital untuk memaksimalkan diri agar bisa menjadi pemimpin di era digital,” ucapnya.
Marsya Gusman menjelaskan kalau di era digital ini tidak ada alasan untuk tidak belajar mengenai hal-hal baru. “Dengan meningkatkan ilmu, Anda bisa menjadi pemimpin yang baik di industri kreatif 4.0,” katanya. (*)