TEMPO.CO, Bogor-Terpidana kasus terorisme, Abu Bakar Ba'asyir , menyatakan tidak akan menyalurkan hak pilihnya pada pemilihan umum 2019. Sikap Ba'asyir yang tak mau mencoblos diakui oleh Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Gunung Sindur Bogor Sopiana.
Menurut Sopiana Ba'asyir mengaku tidak ingin dilakukan perekaman biometrik untuk pendataan daftar pemilih tetap atau DPT. “Saat kita mau rekam biometrik, dia nggak mau. Alasannya nggak mau nyoblos,” kata Sopiana dikonfirmasi Tempo, Selasa 16 April 2019.
Baca: Tak Penuhi Syarat, Ba'asyir Tak Bisa Bebas
Sopiana tidak mengetahui pasti alasan Ba'asyir tidak ingin menentukan pilihan. Sopiana juga tak mengurusi lebih jauh karena sikap golput merupakan hak dan tidak bisa dipaksakan.
“Kalau kami sih tidak ada masalah. Yang jelas ketika kami memfasilitasi, siapapun, bukan hanya Ba’asyir, ketika dia tidak mau (mencoblos) tidak bisa kita paksakan,” tutur Sopiana.
Simak: Ba'asyir dan Bahaya Laten Terorisme
Selain mantan pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Solo itu, kata Sopiana, seluruh Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas Gunung Sindur bersedia dilakukan perekaman biometrik guna mendata DPT.
Sopiana juga tak mempermasalahkan sikap Ba'asyir. “Seluruhnya sudah direkam biometrik. Hanya saja sebagian besar WBP tidak terdaftar sebagai DPT,” kata Sopiana.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA