TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla membantah tudingan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, yang mengatakan deindustrialisasi sedang terjadi di Indonesia. JK justru menilai saat ini industri masih menjadi sektor andalan penyumbang Produk Domestik Bruto/Gross Domestic Product (GDP) terbesar.
"Banyak dikatakan di Indonesia telah terjadi deindustrialisasi. Sebenarnya tentu berdasarkan angka-angka itu tidak terlalu benar," kata JK saat menghadiri Indonesia Industrial Summit 2019, di Indonesia Convention Centre, Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan, Senin, 15 April 2019.
Baca:Jokowi Ucapkan Terima Kasih ke Jusuf Kalla saat Kampanye di GBK
Dalam debat capres dan calon wakil presiden kelima, Prabowo Subianto menyoroti pertumbuhan Industri di Tanah Air. Ia menilai telah terjadi deindustrialisasi di Indonesia. "Indonesia tidak memproduksi apa-apa, kita menerima barang produksi dari bangsa lain," ujar Prabowo.
Prabowo menilai Indonesia sudah menyimpang dari filosofi bangsa. Selain itu, ia melihat pemerintah juga tidak memiliki strategi untuk menyelesaikan perkara deindustrialisasi itu.
JK mengatakan data Kementerian Perindustrian pada periode 2014-2017 mencatat bahwa sektor industri menyumbang kurang lebih 21,30 persen terhadap GDP Indonesia. Selain itu, perkembangan industri nasional juga tumbuh 5 persen per tahun.
Baca: Resmikan JK Entrepreneurial Leadership Center
Artinya, industri tetap yang tertinggi, sektor tertinggi dalam pendapatan nasional. “Industri tetap berkembang, tak akan terjadi deindustrialisasi."
JK mengakui pertumbuhan ekonomi sempat terganggu akibat harga komoditi naik. Sektor pertambangan hingga pertanian sempat terpengaruh. Tapi sektor industri tetap tumbuh. Tetap 21 persen dia punya kontribusi di GDP. Itu tertinggi," kata JK.