TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maarif menilai sikap Prabowo yang membantah anggapan pembela sistem pemerintahan khilafah pada debat capres keempat, sebagai sikap nasionalis sejati. "Kalau urusan isu khilafah baru mimpi, belum kenyataan," kata Slamet saat ditemui saat Aksi 313, di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat, Jakarta Pusat, Ahad, 31 Maret 2019.
Slamet mengatakan isu khilafah sebagai sesuatu yang mengawang-awang dan hanya sekedar isu. “Yang harus diperhatikan adalah kebangkitan PKI (Partai Komunis Indonesia).” Sebagai partai yang memiliki sejarah pmeberontakan yang panjang, ia mengatakan PKI berbahaya karena pernah mengkhianati bangsa.
Baca: Kronologi Penghentian Kasus Ketua PA 212 Slamet Maarif
Dalam debat capres keempat, Sabtu, 30 Maret 2019, Prabowo menyebut dirinya kerap mendapat fitnah dari pendukung calon presiden inkumben Joko Widodo. Fitnah itu salah satunya menyebut bahwa Prabowo membela sistem pemerintahan khilafah di Indonesia. Prabowo membantah tuduhan itu dan mengaku sebagai nasionalis sejati yang tak akan pernah ingin mengganti ideologi Pancasila.
Slamet mengatakan pernyataan Prabowo itu menegaskan jiwa pancasilais Prabowo. Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno itu mengatakan hal ini juga diikuti segenap pendukungnya. "Dia menunjukkan bahwa nasionalismenya begitu luar biasa.”
Baca: Kronologi Penghentian Kasus Ketua PA 212 Slamet Maarif
Prabowo pun disebutnya sebagai pancasilais. Artinya siapapun baik Prabowo maupun pihaknya tidak berusaha mengganti Pancasila sebagai dasar negara. “Itu bagian dari komitmen pendiri bangsa kita, termasuk dari kami juga," kata Slamet Maarif.