TEMPO.CO, Surakarta - Mayor Jenderal Purnawirawan TNI Kivlan Zen mengajak semua pihak untuk duduk bersama untuk menyelesaikan masalah-masalah yang mengiringi perjalanan sejarah Indonesia pada masa lalu. Hal itu perlu dilakukan sebagai upaya untuk menghentikan segala dendam yang masih tersimpan.
"Banyaknya dendam membuat Indonesia tidak maju-maju," katanya dalam diskusi Pelurusan Sejarah 1998, di Wedangan Jagongan Solo, Kamis petang 28 Maret 2019. Kondisi itu juga membuat Indonesia jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain.
Kivlan menyebut terdapat berbagai konflik di masa lalu masih terus menyisakan dendam hingga saat ini. Beberapa contoh konflik masa silam itu, antara lain, soal pemberontakan Partai Komunis Indonesia, DI/TII, Persemsta hingga misteri yang terjadi di seputar jatuhnya Orde Baru.
Segala macam misteri tersebut menurutnya bisa terungkap jika semua pihak yang terlibat bisa duduk dalam satu meja. "Siapa yang bersalah atau punya dosa harus bicara," katanya. Langkah itu perlu diambil guna terciptanya rekonsiliasi yang harus dilakukan semua komponen bangsa.
Kivlan mencontohkan hilangnya penyair Widji Thukul yang belum terungkap hingga saat ini. "Saya sendiri juga tidak tahu," katanya. Demikian pula dengan kasus pembunuhan Munir yang masih menyimpan banyak misteri.
Kasus-kasus yang diliputi misteri itu selalu berpotensi untuk menjadi isu liar dan menyisakan dendam tak berkesudahan. "Yang dosa harus mengaku dosa, kemudian kita harus mulai melangkah ke depan," katanya.
AHMAD RAFIQ (Solo)