TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berkilah acara bertajuk Apel Kebangsaan yang dikritik banyak orang merupakan sesuatu yang penting. Salah satunya kata dia adalah untuk menjaga persatuan.
"Konteksnya, kenapa apel kebangsaan penting? Hari ini banyak hoaks enggak sih? Kalau boleh saya jawab, hoaksnya sudah kelebihan," kata Ganjar kepada Tempo, Sabtu, 16 Maret 2019.
Apel kebangsaan yang digelar pemerintah Jawa Tengah di Simpang Lima, Semarang, akan diisi dengan orasi kebangsaan dari sejumlah tokoh pejabat hingga ulama. Ganjar menuturkan, wilayah Jawa Tengah selama pilkada selalu aman. Namun, menjelang pemilu 2019, kejadian teror terus terjadi. Misalnya, pembakaran sepeda motor di Semarang dan Temanggung pada Februari lalu.
Baca juga: Ganjar Jelaskan Pentingnya Apel Kebangsaan di Semarang Digelar
Apel kebangsaan, kata Ganjar, sebetulnya akan digelar pada Agustus 2019. Namun, karena situasi sedang memanas, banyak yang mengusulkan agar acara digelar sebelum pemilihan presiden. Ganjar mengajak seluruh masyarakat Provinsi Jawa Tengah untuk hadir, termasuk bagi yang berbeda pilihan politik dan yang mengkritik acara.
"Ayo ikut hadir, tapi enggak boleh pakai seragam partai, enggak boleh seragam capres-cawapres, karena ini merah putih untuk kita semuanya. Menjaga persatuan mahal," ujarnya.
Terkait biaya penyelenggaraan apel kebangsaan yang mencapai Rp 18 miliar, Ganjar mengatakan bahwa anggaran sebagian besar digunakan untuk konsumsi, transportasi, dan atribut para pengunjung. Sebab, ia menargetkan acara apel kebangsaan dihadiri sekitar 100 ribu orang.
Apel kebangsaan digelar hari ini, Ahad, 17 Maret 2019 pukul 06.00 - 12.00 WIB. Sejumlah tokoh yang diagendakan mengisi orasi kebangsaan di antaranya Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Kemudian Kiai Maimun Zubair, Mahfud MD, dan Habib Luthfi.