TEMPO.CO, Jakarta - Bencana banjir dan tanah longsor terjadi di Manggarai, Nusa Tenggara Timur, pada Kamis, 7 Maret 2019 pukul 07.00 waktu setempat. Seorang tokoh masyarakat Manggarai Barat, NTT, Matius Hamsi mengatakan saat ini masih ada tujuh korban meninggal dunia yang belum dievakuasi karena terkendala medan dan peralatan.
Baca: Banjir di Kabupaten Bandung, 10 Kecamatan Terdampak
"Ada tujuh meninggal belum diangkat, baru satu yang dievakuasi," kata Hamsi kepada Tempo, Sabtu, 9 Maret 2019.
Hamsi mengatakan korban meninggal itu merupakan warga Desa Tondong Belang, Kecamatan Mbeliling, Manggarai Barat, NTT. Dia berujar para korban itu tertimbun longsoran bukit yang menimpa rumah mereka.
Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho sebelumnya mengatakan, longsor disebabkan hujan deras ditambah topografi perbukitan dan tanah labil di Manggarai Barat. Selain di Mbeliling, kata dia, banjir dan longsor juga terjadi di Kecamatan Komodo.
Sutopo sebelumnya menyatakan ada tiga orang lainnya luka-luka. Kerugian material diperkirakan tiga rumah dan satu unit kios rusak berat, satu unit jembatan rusak, dua unit sepeda motor tertimbun longsor.
Baca: Pertamina Jamin Pasokan BBM di Kawasan Banjir Bojonegoro Normal
"Ruas jalan Ruteng-Labuan Bajo lumpuh total," kata Sutopo dalam keterangan tertulis, Kamis, 7 Maret 2019. Hamsi mengatakan pagi ini pemerintah daerah mengunjungi lokasi bencana dengan berjalan kaki. Dia berujar sebagian warga sudah mengungsi ke Kantor Bupati Manggarai Barat.