2. Menjadi Anggota DPRD
Bermodal keyakinan itu, Ahok memutuskan untuk masuk ke politik di tahun 2003. Semula ia bergabung dengan Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) yang saat itu dipimpin oleh Dr. Sjahrir. Pada pemilu 2004, dia maju dan terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009.
Selama di DPRD Ahok berhasil menunjukan integritasnya dengan menolak ikut dalam praktik KKN, menolak mengambil uang Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) fiktif, dan dikenal masyarakat karena ia satu-satunya anggota DPRD yang berani secara langsung dan sering bertemu dengan masyarakat untuk mendengar keluhan mereka sementara anggota DPRD lain lebih sering “mangkir”.
3. Menjadi Bupati Belitung
Setelah tujuh bulan menjadi anggota DPRD, muncul banyak dukungan dari rakyat yang mendorong Ahok menjadi bupati. Maju sebagai calon Bupati Belitung Timur di tahun 2005, Ahok mempertahankan cara kampanyenya, yaitu dengan mengajar dan melayani langsung rakyat dengan memberikan nomor telepon genggamnya untuk bisa berkomunikasi langsung sehingga mengenal situasi dan kebutuhan rakyat.
Dengan cara kampanye tanpa politik uang ini, Ahok berhasil mengantongi suara 37,13 persen dan menjadi Bupati Belitung Timur periode 2005-2010. Padahal Belitung Timur dikenal sebagai daerah basis Masyumi, yang juga adalah kampung dari Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra.