4. Tim Kampanye Jokowi Sebut Istilah Propaganda Rusia Hanya untuk Mengkritik
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding menilai penggunaan istilah propaganda Rusia disampaikan untuk mengkritik politikus hipokrit. Dia membantah istilah itu ditujukan untuk menyerang Rusia sebagai suatu negara.
"Ditujukan kepada individu yang bekerja sebagai konsultan politik namun menerapkan strategi yang jauh dari nilai demokrasi dan adab budaya bangsa Indonesia." Karding menyampaikannya dalam keterangan tertulis, Selasa, 5 Februari 2019.
Karding menjelaskan kritik Jokowi dimaksudkan untuk politikus berkarakter hipokrit yang mudah mengkhianati ucapannya. Sebab, kata dia, politisi tersebut juga akan mudah pula mengkhianati bangsa dengan menyerahkan kepentingan negara kepada pihak asing.
5. Tim Kampanye Jokowi Tak Akan Pakai Istilah Propaganda Rusia Lagi
Wakil Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf, Meutya Hafid mengatakan, timnya akan mempertimbangkan untuk tak menggunakan istilah propaganda Rusia. Hal itu, kata dia, akan dipertimbangkan usai protes dari Kedutaan Besar Rusia.
Simak juga: Jokowi Sebut Mengenai Propaganda Rusia, Simak 3 Fakta Berikut
"Bisa jadi masukan dan bahan evaluasi kami. Bisa jadi ke depan, kami akan menggunakan istilah propaganda berita bohong atau sejenisnya," ujar Meutya Hafid saat ditemui Tempo di bilangan Menteng, Jakarta pada Senin, 4 Februari 2019.
Meutya menjelaskan, istilah propaganda Rusia digunakan kubunya untuk menyinggung kubu Prabowo Subianto - Sandiaga Uno yang dinilai menggunakan teknik firehose of falsehood dengan cara menggunakan kebohongan untuk memutarbalikkan fakta.
Meutya menjelaskan istilah Propraganda Rusia dikenal di Amerika Serikat. "Jadi, bukan menunjuk Rusia sebagai negara, tapi cara-cara yang dinamakan Propaganda Rusia itu, dicurigai dipakai di Indonesia. Ini hanya soal penamaan terhadap cara yang sama digunakan ketika pemilu AS," kata dia.