TEMPO.CO, Jakarta - Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf Amin mengomentari pernyataan calon Presiden Nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyebut soal Menteri Keuangan Sri Mulyani adalah menteri pencetak utang.
Baca: Hashim: Elektabilitas Prabowo Terpaut 11 Persen dari Jokowi
Wakil Ketua TKN Jokowi - Ma'ruf, Abdul Kadir Karding, mengatakan, ucapan Prabowo bukan saja melukai seorang menteri keuangan. Tapi juga menyakiti puluhan ribu pegawai kementerian keuangan dan keluarganya di seluruh Indonesia.
"Ucapan Prabowo bisa dikategorikan sebagai bentuk penghinaan terhadap lembaga negara. Sebab, Kementerian Keuangan sebagai institusi pemerintah merupakan nomenklatur yang dilindungi oleh undang-undang," ujar Karding lewat keterangannya pada Senin, 28 Januari 2019.
Selain itu, kata Karding, ucapan Prabowo juga menunjukkan bahwa Ketua Umum Partai Gerindra itu tidak memahami perkara ekonomi. "Utang dalam sebuah negara merupakan hal yang lazim. Indonesia sudah berutang sejak 1946. Negara mana di dunia yang tidak utang? Yang terpenting bukan soal berutang atau tidak tapi untuk apa berutang," ujar dia.
Selama ini, menurut Karding, utang pemerintah selama ini ditujukan untuk hal-hal yang bersifat produktif. Mulai dari belanja pegawai hingga pembangun infrastruktur di berbagai daerah. Infrastruktur ini dianggap penting untuk menggerakkan roda ekonomi dari pusat ke daerah dan sebaliknya. Sehingga ketimpangan ekonomi bisa diperkecil dan kesejahteraan bida diratakan.
Simak juga: Hashim Jamin Prabowo tak Akan Dirikan Negara Islam
"Pak Prabowo sebaiknya berhenti memprovokasi rakyat dengan ucapan yang agresif. Jangan hanya karena ingin merebut kekuasaan rakyat kemudian dicekoki kebencian. Sebab yang akan rugi adalah seluruh bangsa ini," ujar dia.