TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan dua moderator debat Pilpres kedua. Mereka adalah Tommy Tjokro dan Anisha Dasuki. Mereka sudah disepakati oleh kubu Joko Widodo atau Jokowi - Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Baca: KPU Sebut Cawapres Tak Wajib Hadir di Debat Pilpres Babak Kedua
“Kami sudah menyepakati beberapa hal, yag pertama moderator debat, sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang KPU dalam menetapkan moderator debat harus mendapat persetujuan dari masing-masing paslon,” ujar Ketua KPU, Arief Budiman memaparkan hasil rapat kepada wartawan, di kantornya.
Keduanya kini masih dalam tahap menunggu konfirmasi. Sebelum mengkonfirmasi kesediaannya baik Tommy maupun Anisha belum resmi ditetapkan menjadi moderator. “Karena kalau yang bersangkutan menyatakan tidak bersedia, maka usulan yang sudah disepakati tadi batal,” ujar Arief.
Tommy sempat malang melintang di dunia presenter televisi. Ia sempat menjadi presenter di Metro TV, Bloomberg TV Indonesia, MNC World News, RCTI. Ia juga pernah menjadi moderator debat Terbuka I Pilgub Jawa Tengah 2018.
Baca juga:
Sedangkan Anisha merupakan presenter tv iNews dan empat kali menjadi moderator debat. Mulai debat Pemilihan Gubernur NTT 2018, Pemilihan Bupati Morowali 2018, Debat Terbuka Pilgub Jawa Barat 2018, dan Debat Pilgub Jawa Timur 2018.
Selanjutnya KPU juga telah memutuskan 7 panelis. Namun Arief belum dapat menyebutkan nama mereka satu persatu dengan alasan belum dikonfirmasi. Adapun ketujuh panelis ini terdiri dari 6 akademisi dan 1 aktivis.
Akademisi didatangkan dari Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro, dan Universitas Gadjah Mada. Sedangkan aktivis berasal dari lembaga swadaya masyarakat yang berfokus pada lingkungan yaitu Walhi.
Simak juga: Kubu Prabowo Usulkan KPU Kurangi Undangan di Debat Pilpres Kedua
Arief akan segera mengumumkan nama para moderator dan panelis debat pilpres kedua. Arief pun berharap baik kedua kubu maupun publik dapat melacak rekam jejak masing-masing panelis, agar tak ada yang luput, dan dapat segera dikoreksi bila ternyata panelis memiliki catatan-catatan tertentu.