TEMPO.CO, Pandeglang - Air laut sempat mengalami kenaikan di perairan Selat Sunda, tepatnya di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten sekitar pukul 14.35 WIB. Akibatnya, Sejumlah relawan dan masyarakat lari berhamburan di sekitar Jalan TNUK Kampung Masjid Sumur.
Sejumlah pria berteriak bahwa air laut pasang. Kemudian anggota TNI dan Polri yang berada di lokasi meminta warga agar tidak panik saat menyelamatkan diri. Mereka meminta agar masyarakat yang masih berada di dekat pantai untuk menjauh ke tempat yang lebih tinggi. Keadaan cukup ricuh.
Baca: Wajah Pantai Carita setelah Diterjang Tsunami Selat Sunda
Anak-anak dan ibu-ibu menangis ketakutan. Kendaraan dan warga berada di jalanan sehingga terjadi kemacetan yang mengular.
Selang sepuluh menit kemudian, ada suara dari pengeras suara dari masjid yang memberitahukan agar tidak panik. "Air hanya pasang Insya Allah bukan tsunami susulan. Harap tenang dan tidak panik," ujar seseorang berteriak dari pengeras suara itu.
Baca: BNPB Merilis Korban Tsunami Selat Sunda Sementara 429 Jiwa
Sampai siang ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat ada 429 orang meninggal, 1.485 orang luka-luka, 154 orang dinyatakan hilang dan 16.082 orang masih mengungsi akibat tsunami Selat Sunda. Jumlah tersebut masih bisa bertambah karena BNPB masih terus melakukan evakuasi bersama tim SAR gabungan.
Wilayah Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu wilayah yang terdampak tsunami Selat Sunda paling parah. Saat ini, akses menuju ke lokasi ini cukup sulit karena banyak jalanan yang rusak. Wilayah ini juga terlambat mendapat bantuan. Bantuan baru mulai berdatang tiga hari setelah tsunami menerjang.