TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Zuhairi Misrawi mengklarifikasi soal teriakan Jokowi mole dalam kunjungan Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke Bangkalan, Madura, beberapa waktu lalu. Mole adalah bahasa Madura yang artinya pulang.
Baca: Banggakan Jalan Tol di Era Jokowi, Luhut Sebut soal Makan Beton
Menurut Zuhairi, kata tersebut sengaja dipelesetkan oleh pihak lawan yang ingin membingkai seolah-olah warga Madura tidak suka kepada Jokowi. "Padahal yang disampaikan warga Madura adalah Jokowi pole, artinya Jokowi satu kali lagi menjadi Presiden RI," ujar pria asal Madura tersebut dalam keterangan persnya, Jumat, 21 Desember 2018.
Dari video yang beredar di grup WhatsApp, ada masyarakat yang meneriakkan "pole", namun ada juga yang meneriakkan "mole" sambil berpose dua jari. Nomor 02 adalah nomor urut untuk pasangan Prabowo - Sandiaga, sementara nomor 01 adalah nomor urut Jokowi - Ma'ruf Amin.
Madura memang salah satu basis keras Prabowo Subianto. Pada 2014, Ketua Umum Gerindra yang saat itu berpasangan dengan Hatta Rajasa menang telak di Madura, Jawa Timur dengan meraup 79 persen suara, sedangkan pasangan Jokowi-JK hanya meraup 21 persen suara di pulau garam tersebut.
Baca: Gaya Menteri Rayakan Tol Trans Jawa, Vlog hingga Plank di Tol
Namun, Zuhairi meyakini perspektif dan dukungan masyarakat akan berubah seiring berbagai program yang telah dilakukan Jokowi dalam empat tahun pemerintahannya berjalan.
"Pak Jokowi sudah membangun Waduk Nipah di Sampang yang bertahun-tahun mangkrak, Bandara Trunojoyo, belum lagi program benih kacang ijo di Sumenep yang berhasil membuat Sumenep menjadi daerah penghasil kacang ijo nomor satu di Indonesia," ujar Zuhairi.
Selain itu, ujar Zuhairi, ada program sertifikat tanah, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, PKH, dan lain-lainnya yang telah memberikan manfaat bagi warga Madura. "Tol Suramadu juga gratis sekarang. Semua itu seharusnya membuat keyakinan Jokowi "pole" di Madura," ujar dia.