INFO NASIONAL-- Anggota MPR dari Fraksi Partai Gerindra Edhy Prabowo mengakui wayang kulit bukan kesenian dari Muara Enim meski demikian hal itu tak menjadi masalah untuk menghibur dan mensosialisasikan Empat Pilar kepada masyarakat.
“Warga di sini juga banyak kok yang menyukai wayang kulit," ujarnya saat mensosialisasikan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NRKI, dan Bhinneka Tunggal Ika kepada masyarakat Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, 17 September 2018.
Menurut pria asli Muara Enim itu, kesenian khas Jawa tak hanya wayang kulit yang digemari. Dikatakan Reog Ponorogo pun berkembang di sana. “Saya telah bertemu dengan banyak Paguyuban Reog Ponorogo di Sumatera Selatan,” katanya.
Paling penting bagi Edhy Prabowo adalah menjalin silaturahmi dengan masyarakat lewat Sosialisasi Empat Pilar. “Sosialisasi Empat Pilar rutin digelar oleh MPR,” tuturnya. Menurutnya, sosialisasi nilai-nilai luhur bangsa perlu disegarkan kembali kepada masyarakat sebab banyak tantangan dan ancaman yang menghadang bangsa Indonesia. Dirinya menegaskan, Empat Pilar tak hanya perlu diingat namun juga harus diimplementasikan dalam keseharian.
Sebelumnya, Kepala Bagian Pemberitaan, Hubungan Antar Lembaga dan Layanan Informasi Biro Humas MPR, Muhamad Jaya dalam sambutan mengatakan sosialisasi dengan metode pertunjukan wayang kulit menunjukkan MPR mencintai kebudayaan yang ada.
"Kesenian dan kebudayaan yang ada tak hanya sekadar sebagai hiburan namun juga mempunyai nilai-nilai persatuan. Penggunaan wayang kulit untuk mensosialisasikan Empat Pilar sebab diakui kesenian ini yang paling dekat dengan masyarakat," ucapnya.
Selepas pemaparan Empat Pilar dan sebelum pertunjukan dimulai, Edhy Prabowo menyerahkan sosok lakon wayang kepada dalang Ki Purwoko Purwo Pandoyo. Dalang dari Lubuk Linggau. “Penyerahan sosok lakon ini sebagai tanda pagelaran dimulai," ujarnya.(*)