TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 119 penyelam akan diturunkan untuk proses evakuasi korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 pada hari kelima setelah musibah itu terjadi. Pesawat dengan rute Jakarta - Pangkal Pinang itu terjatuh di perairan Tanjung Karawang pada Senin, 29 Oktober 2018.
Baca: Basarnas Kerahkan Tim Elite untuk Pencarian Korban Lion Air
Para penyelam tersebut berasal dari tujuh unsur, di antaranya Basarnas, Kopaska, Denjaka, Indonesia Diver, dan Taifib. Mereka bersiap di posko bencana Lion Air di Dermaga JICT 2 Tanjung Priok, Jakarta, Jumat, 2 November 2018.
Hari ini, tim gabungan akan berfokus mencari VCR (Voice Data Recorder) dan badan pesawat. Diperkirakan badan pesawat Lion Air JT 610 tak jauh dari lokasi ditemukannya FDR (Flight Data Recorder).
Kepala Basarnas Muhammad Syaugi ikut serta dalam proses evakuasi dengan menumpang KM SAR Jakarta yang berangkat sekitar pukul 08.30 WIB. Sebelum berangkat, Syaugi melakukan briefing dengan anggota Basarnas di tenda posko.
Baca: Persiapan Tim Gabungan untuk Pengangkatan Badan Lion Air JT 610
FDR yang merupakan salah satu bagian dari "black box" ditemukan empat hari berselang setelah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. Benda itu ditemukan oleh tim penyelam TNI Angkatan Laut. Benda yang merekam suara terakhir di pesawat sebelum jatuh itu ditemukan di kedalaman 30 meter dengan menggunakan Remotely Operated Vehicle (ROV) yang dimiliki kapal Baruna Jaya I.
Awalnya ROV menemukan serpihan badan pesawat dan sebuah syal yang diduga milik korban. Petugas kemudian membawa ping locater untuk menangkap sinyal "beep" dari kotak hitam tersebut. Hingga Kamis kemarin, total sudah 65 kantong jenazah diterima oleh tim Disaster Victim Investigation (DVI).