TEMPO.CO, Jakarta - Badan SAR Nasional tak hanya mengerahkan tim reguler dalam pencarian korban kecelakaan dan badan pesawat Lion Air JT610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Mereka juga menurunkan tim dengan keahlian khusus dari Basarnas Special Group (BSG). "Ada tiga tim yang memiliki spesialisasi berbeda: Underwater Rescue, urban SAR, dan Aviation Rescue," kata Komandan BSG Charles Batlajery, Kamis, 2 November 2018.
Baca: Bareskrim Periksa Mustofa Nahra Soal Dugaan Cuitan Hoax Lion Air
Di samping memiliki keterampilan umum pencarian dan penyelamatan, menurut Charles, tim Underwater Rescue memiliki kemampuan khusus untuk menolong korban yang berada jauh di bawah permukaan air. Adapun tim Urban SAR antara lain menguasai kemampuan khusus menyelamatkan korban di reruntuhan gedung, di tempat kebakaran, atau di ruang yang sempit. Sedangkan tim Aviation Rescue memiliki kemampuan khusus dalam penyelamatan korban di dalam hutan serta pertolongan terhadap korban yang terpapar zat kimia.
Tim BSG turun ke Tanjung Karawang sejak Rabu pagi lalu. Mereka berangkat dari posko di JICT Tanjung Priok dengan Kapal Negara (KN) SAR Basudewa. Pada hari itu, ada 48 personel BSG yang turut mencari korban dan puing pesawat.
Kemarin, pada hari keempat pencarian, tim penyelam gabungan dari Basarnas, TNI Angkatan Laut, dan lembaga lain berhasil mengangkat satu black box pesawat nahas itu. Pengangkatan benda berwarna oranye dari dasar lalu dilakukan oleh 12 penyelam.
Baca: Jasad Korban Lion Air Tanpa Luka Bakar, RS Polri: Terhantam Benda
Berdasarkan pengamatan Tempo di lokasi penyelamatan, empat orang penyelam yang ikut mengangkat black box itu merupakan anggota BSG. Itu terlihat dari atribut topi bertuliskan BSG yang mereka pakai ketika memindahkan black box ke kapal Baruna.
Menurut Charles, tim BSG bekerja seperti anggota tim penyelam lain. Perangkat yang mereka pakai pun sama. "Hanya, mereka punya bekal khusus, sehingga bisa bertahan lebih lama di kedalaman tertentu." Dengan begitu, kata dia, proses evakuasi diharapkan bisa lebih efektif.
Tim BSG dibentuk pada 2012. Sebanyak 60 anggota tim elite ini disaring dari anggota reguler Basarnas. Mereka yang terpilih menjalani serangkaian tes dan pelatihan khusus. "Mereka mengikuti pendidikan dan latihan khusus sesuai dengan spesialisasinya," kata Kepala Basarnas, M. Syaugi, dua hari lalu.
Baca: Akhir November, KNKT Terbitkan Laporan Awal Sebab Lion Air Jatuh
Sebelumnya, tim BSG juga terlibat dalam pencarian korban tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun di Danau Toba, Sumatera Utara, Juni lalu. Saat itu, Basarnas menurunkan 10 anggota BSG yang bergabung dengan tim SAR gabungan.
Pada 2015, tim BSG pun ikut dalam misi pencarian korban kecelakaan pesawat Air Asia QZ8501. Kala itu, tim BSG bertugas menyisir wilayah perairan Pulau Belitung, Selat Karimata, sampai dekat Pulau Kalimantan.
Di Tanjung Karawang ketangguhan tim elite Basarnas itu kembali diuji. Hingga hari keempat pencarian korban, tim gabungan baru mengumpulkan 65 kantong potongan jenazah dari 181 penumpang dan 8 kru pesawat yang telah dipastikan tak ada yang selamat.
INGE KLARA SAFITRI | SUBEKTI