INFO NASIONAL - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan senantiasa mendorong guru dan tenaga kependidikan saling berbagi praktik dan pengalaman terbaiknya. Program Kemitraan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) ini efektif menjembatani guru dan kepala sekolah belajar dan berbagi pengalaman terbaik dari rekan sejawatnya.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) mendesain secara cermat Program Kemitraan untuk menjembatani interaksi positif antar sesama guru dan tenaga kependidikan dalam rangka peningkatan mutu di sekolah masing-masing. Melalui Program Kemitraan GTK, guru dapat belajar dari kelas guru lain, mengamati dengan seksama, melakukan refleksi pembelajaran bersama, mempraktikan secara langsung di lapangan atas hasil yang diperoleh, dan selanjutnya dapat menerapkan di sekolah masing-masing.
Baca Juga:
Misalnya, guru yang mengalami kesulitan menghadapi siswa-siswa yang motivasi belajarnya rendah. Bagaimana cara menanganinya? Permasalahan itu didiskusikan bersama, dicari solusi secara bersama, dan solusi dipraktekkan langsung di pembelajaran yang nyata. Dengan demikian percepatan pemerataan mutu pendidikan segera dapat terwujud.
Guru memiliki kecenderungan mengajar dengan gaya yang pernah dialaminya. Ketika dulu di sekolah suatu materi diajar dengan metode ceramah saja, maka guru cenderung mengajar materi tersebut dengan ceramah juga. Pada Program Kemitraan GTK ini, guru diberikan kesempatan memperoleh pengalaman-pengalaman pengelolaan pembelajaran yang terbaik dan inovatif, mulai dari perancangan RPP, proses pembelajaran, maupun proses penilaian peserta didik sesuai dengan kurikulum K13.
“Proses adopsi inovasi pembelaran inovatif tidak serta merta dapat langsung diterapkan, perlu adaptasi dengan budaya setempat,” ujar James Modow, Staf Ahli Mendikbud, saat memberikan pengarahan pada Workshop Program Kemitraan Guru Pendidikan Menengah. “Guru harus senantiasa mengembangkan wawasan keilmuannya, misalnya mengetahui gaya belajar anak agar dapat mengelola kelas dengan baik,” katanya melanjutkan.
Baca Juga:
Program Kemitraan GTK didesain agar proses kemitraan tetap berkesinambungan, guru-guru tetap berhubungan dalam upaya peningkatan mutu. Guru-guru dajari mengembangkan komunitas pembelajaran di wilayah masing-masing melalui MGMP. “Dengan demikian, Program Kemitraan Guru sejalan dengan sistem zonasi sesuai arahan Pak Menteri,” kata James Modow.
Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus, Sri Renani Pantjastuti berpesan kepada peserta Program Kemitraan Guru Dikmen untuk memastikan kesinambungan program kemitraan. “Proses saling belajar tidak boleh selesai ketika program yang difasilitasi Kemdikbud ini selesai,” ujarnya.
Program Kemitraan Guru SMA melibatkan guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika dari berbagai daerah. Mereka berasal dari provinsi Aceh, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua dan Papua Barat. Selama seminggu guru-guru tersebut belajar pada guru-guru yang berasal dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta dan Bali.
“Sekolah-sekolah di Jawa kan sudah bagus-bagus, ke depan diharapkan sekolah di luar Jawa yang ikut program kemitraan mutunya bisa sebagus yang ada di Jawa. Jadi, program kemitraan guru dapat mengurangi kesenjangan mutu pendidikan di Jawa dan luar Jawa,” kata Rena. (*)