TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah telah menyalurkan 12,6 juta Kartu Indonesia Pintar sejak awal tahun hingga Agustus 2018. Hal tersebut ia sampaikan dalam pemaparan 4 tahun pemerintahan Jokowi - Jusuf Kalla.
Muhadjir menjelaskan angka itu mencakup 7 juta KIP untuk siswa jenjang Sekolah Dasar, 3,1 juta siswa Sekolah Menengah Pertama, 1 juta siswa Sekolah Menengah Atas, dan 1,5 juta untuk siswa jenjang Sekolah Menengah Kejuruan.
Baca: Jokowi Minta Kartu Indonesia Pintar Tak Dipakai Beli Pulsa
Muhadjir juga membeberkan dana yang telah digelontorkan sejak KIP dimulai tahun 2015. "Sampai bulan Agustus 2018 telah disalurkan dana seluruhnya sebesar Rp 35 triliun," kata Muhadjir di kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa, 23 Oktober 2018.
Selain penyaluran KIP, Muhadjir mengatakan kementeriannya punya sejumlah program yang telah dilaksanakan. Di antaranya ihwal revitalisasi SMK, penguatan pendidikan karakter, pembenahan guru, ujian nasional, pemberantasan buta huruf hingga persoalan zonasi.
Revitalisasi SMK, kata Muhadjir, dilakukan dengan orientasi kembali (reorientasi) ke arah kebutuhan kerja, pelibatan dunia usaha dan industri, dan mempermudah proses pembukaan sekolah kejuruan di seluruh Indonesia. Dia mengklaim revitalisasi SMK ini melibatkan kerja sama dengan 2.700 industri, membuat 560 techno park, 239 SMK kemaritiman, 279 SMK pertanian, dan 136 SMK pariwisata.
Baca: Jokowi: Kartu Indonesia Pintar Dicabut kalau Dipakai Beli Pulsa
Ihwal penguatan pendidikan karakter (PPK), Muhadjir mengklaim telah melakukan sosialisasi ke 218.989 sekolah sejak terbitnya Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang PPK. Dari jumlah itu, kata dia, sebanyak 188.646 sekolah telah menerapkan PPK melalui pelatihan, lokakarya, focus group discussion, sarasehan, dan sebagainya.
Muhadjir melanjutkan keahlian guru juga terus ditingkatkan. Menurut dia, sertifikasi guru meningkat dari 1.669 juta orang pada 2016 menjadi 1.726 juta orang pada 2017. Kemendikbud juga memiliki 6.077 guru dengan keahlian ganda, 9.161 guru garis depan, dan memberikan tunjangan khusus untuk 23.751 guru non-Pegawai Negeri Sipil dan tunjangan profesi untuk 210.269 guru non-PNS.
Ia juga menerangkan soal pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer atau UNBK. Menurut Muhadjir, data per April 2018 menunjukkan jumlah peserta UNBK sebanyak 6,28 juta orang dari total 8,1 juta peserta, atau setara dengan 78 persen. Dia mengklaim jumlah peserta tahun ini meningkat 166 persen dari tahun 2017.
Berikutnya, Muhadjir berujar tingkat buta aksara di rentang usia 15-59 tahun juga sudah turun sepanjang 2015-2018. "Buta aksara di Indonesia sebanyak 5,9 juta jiwa dan pada 2018 sebanyak 3,3 juta orang," ujarnya.
Baca: 4 Tahun Jokowi - JK, Para Menteri Kembali Presentasikan Kinerja