TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin, turut memberikan tanggapannya tentang indeks kerukunan beragama di Indonesia yang mengalami penurunan dari 2015. Menurut Ma'ruf, Indonesia hingga saat ini masih mampu mengendalikan kerukunan antar umat beragama.
Baca juga: Ma'ruf Amin Bicara soal Islam Moderat di Singapura
"Tetapi pengaruh adanya radikalisme yang berkembang di tingkat global, apalagi setelah ada ISIS, berpengaruh ke sini. Kemudian mulai terjadi seperti adanya gejolak-gejolak itu," kata Ma'ruf di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu 20 Oktober 2018.
Ma'ruf Amin mengatakan pengaruh radikalisme dari tingkat global itu dapat ditindaklanjuti antar umat beragama di Indonesia dengan merapatkan barisan. Ia berujar hal tersebut perlu dilakukan untuk menjaga kerukunan antar umat beragama di Indonesia agar tidak terprovokasi oleh gerakan-gerakan yang bersifat radikal, apalagi mengarah ke terorisme.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla hari ini resmi berusia empat tahun. Jokowi dan JK dilantik menjadi presiden dan wakil presiden Indonesia pada 20 Oktober 2014 menggantikan presiden dan wakil presiden sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono.
Memperingati empat tahun usia pemerintahan ini, secara bersamaan pemerintah telah merilis laporan resmi capaian kinerjanya selama memimpin di Indonesia. Mengutip situs resmi Kepresidenan RI, presidenri.go.id, pemerintah membeberkan sejumlah prestasi terkait stabilitas politik dalam negeri dan diplomasi internasional.
Baca juga: Kunjungi Pesantren Yogyakarta, Ma'ruf Amin: Saya Enggak Kampanye
Dalam laporan ini, pemerintah mengakui jika Indeks Kerukunan Beragama sejak 2015 mengalami penurunan. Indeks Kerukunan Beragama pada 2015 mencapai 75,36 persen, lalu pada 2016 meningkat sedikit menjadi 75,47 persen, dan pada 2017 menurun menjadi 72,2 persen.