Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ketua DPR Harap Lemkaji MPR Pecahkan Masalah Pembagian dan Pemisahan Kekuasaan

image-gnews
Bertempat di Ruang GBHN, Gedung Nusantara V, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Selasa, 16 Oktober 2018, Lembaga Pengkajian MPR menggelar Rapat Pleno ke-48.
Bertempat di Ruang GBHN, Gedung Nusantara V, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Selasa, 16 Oktober 2018, Lembaga Pengkajian MPR menggelar Rapat Pleno ke-48.
Iklan

INFO NASIONAL - Bertempat di Ruang GBHN, Gedung Nusantara V, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Selasa, 16 Oktober 2018, Lembaga Pengkajian MPR menggelar Rapat Pleno ke-48. Dalam pleno itu, Ketua Lemkaji Rully Chairul Azwar mengatakan, lembaga yang dipimpinnya kali ini mengundang Ketua DPR Bambang Soesatyo untuk memberi pemaparan materi mengenai  “Pemerintahan Negara”. Diharapkan, kedatangan Bambang bisa memberikan dinamika bagi anggota Lemkaji untuk mengeksplore sistem tata negara Indonesia.

Di depan anggota Lemkaji, sebelum menyampaikan pemaparan, Bambang mengungkapkan dirinya merasa grogi karena berada di samping kanan, depan, dan kiri para pakar ahli tata negara. “Semua adalah guru,” ujarnya sambil tersenyum. Dikatakan, saat dirinya masih SMA, semua yang berada di ruang itu sudah menjadi anggota DPR/MPR.

Menurut Bambang, kalau bicara sistem tata negara, bila menggunakan sistem presidential, sistem itu dirasa tidak kuat. “Pun demikian kalau menggunakan sistem parlement, sistem ini tidak heavy. Akibat yang demikian, kita menggunakan sistem-sistem yang ada tergantung kepentingan yang sedang dialami,” ungkapnya.

Pria kelahiran Jakarta itu bersyukur, pemerintahan saat ini merangkul sebagian besar partai politik di parlemen. Merangkul partai-partai yang ada, disebut untuk mengurangi kegaduhan di parlemen maupun di dunia politik. “Kita sering gaduh karena sistem kita saling kunci,” paparnya.

Dijelaskan, mengenai saling kunci, DPR tak bisa membuat undang-undang tanpa pemerintah. “Proses pembuatan undang-undang bisa terhenti karena pemerintah tak hadir dalam rapat,” ungkapnya. Pun demikian dalam soal anggaran yang tak tuntas bila pemerintah tak hadir dalam pembahasan. “Akibatnya, kita pernah didekte oleh pemerintah soal anggaran. Akhirnya kita memakai anggaran yang sudah dirancang oleh pemerintah,” ucapnya. Dirinya bertanya, apakah ini disebut pembagian atau pemisahan kekuasaan.

Masalah yang demikian disebut Bambang Soesatyo sebagai pekerjaan rumah bagi Lembaga Pengkajian untuk mencari solusinya. Dikata, saat ini ada lembaga yang kekuasaannya bisa melebihi kekuasaan pemerintah dan DPR. “Kadang 560 anggota DPR dikalahkan oleh MK yang jumlah anggotanya sembilan orang,” ungkapnya. Hal seperti itu menurutnya perlu diperbaiki agar sesuai dengan yang diharapkan.

Dikatakan, DPR mempunyai tiga fungsi yakni legislatif, anggaran, dan pengawasan. Hubungan DPR dan pemerintah dalam undang-undang disebutkan seperti membahas dan menyetujui undang-undang, menyetujui banyak hal seperti perppu, perdamaian dan perjanjian internasional, pengangkatan duta besar, dan menerima duta besar dari negara lain. DPR disebut juga mempunyai peran lain terkait KY, MA, dan lembaga negara lainnya. “Bersama dengan pemerintah, kita membuat kebijakan umum yang sifatnya mengikat, yakni membuat undang-undang. Jadi kalau pemerintah menjalankan undang-undang maka kita mendukungnya,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menanggapi problem kekuasaan yang demikian, anggota Lemkaji, Valina Singka, mengatakan sistem presidential efektif bila didukung sistem kepartaian yang sederhana. “Seperti di Amerika Serikat ada dua partai, Demokrat dan Republik,” tuturnya. Diakui, meski di sana ada partai-partai yang lain, namun partai-partai kecil itu akhirnya menghimpun diri pada dua partai besar tadi.

Dirinya khawatir bila presiden bukan berasal dari partai mayoritas di parlemen. Untuk itu diperlukan koalisi mendukung presiden. Alumni Universitas Indonesia itu mengakui, sejak Pemilu Presiden 2004, 2009, dan 2014, terjadi koalisi partai, namun sayangnya koalisi yang dibangun tak efektif. Ini bisa terjadi karena anggota koalisi bergerak bebas sesuai dengan kondisi politik yang terjadi. “Ini terjadi karena koalisi yang dibangun bukan berdasarkan nilai tetapi karena kepentingan,” ucapnya.

Ada usulan untuk mengurangi jumlah partai politik, caranya dengan meningkatkan parlement threshold. Namun hal yang demikian lagi-lagi belum berhasil menyederhanakan jumlah partai politik. “Solusi mengurangi partai, bisa memperkecil distric magnitude,”  ujarnya.

Bukhori Yusuf, anggota Lemkaji lainnya mengatakan, tak ada satu sistem pemerintahan di sebuah negara yang sempurna. “Üntuk itu tak relevan bila kita meniru seratus persen sistem negara lain. Tak ada sistem yang mutlak,” katanya.

Dirinya menyadari saat belajar tentang demokrasi, saat kuliah, ternyata apa yang dipelajari itu berbeda saat menjadi anggota DPR. “Berbeda antara teks dan lapangan,” tuturnya.

Bagi Bukhori, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kunci sebenarnya adalah kesepakatan. Sehingga ia menyatakan, tak perlu bertele-tele dalam masalah kekuasaan. Menurutnya, kualitas berbangsa dan bernegara tak ditentukan oleh sistemnya namun oleh manusianya. Bila ada masalah antara MK dan DPR, menurut Bukhori itu karena kesalahan DPR sendiri. Sebab, syarat untuk menjadi anggota MK adalah seorang yang masuk dalam kriteria negarawan. “Nah, DPR memilih orang yang sedang atau mempunyai masalah menjadi hakim MK. Bukan negarawan tetapi dipaksa menjadi hakim M. Akibat yang demikian MK membuat turbulensi sendiri. Jadi bukan sistemnya tetapi orangnya,” kata Bukhori. (*) 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

7 November 2022

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

Agar ban tubeless Anda mampu bertahan lama, pasti harus diperlakukan dengan baik sehingga tidak cepat rusak.


Guru TIK Batam Makin Melek Digital

29 Agustus 2022

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam | Foto: KEMENKOMINFO
Guru TIK Batam Makin Melek Digital

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam


Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

27 Februari 2022

Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

Integrasi memudahkan aksesibilitas dan meningkatkan kenyamanan masyarakat menggunakan angkutan umum perkotaan di Palembang dan sekitarnya.


Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

27 Februari 2022

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

Gus Muhaimin mengaku spirit perjuangan Kiai Abbas akan terus dikenang sepanjang masa.


Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

27 Februari 2022

Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

Kuota tersebut dimanfaatkan untuk nelayan lokal, bukan tujuan komersial (penelitian, diklat, serta kesenangan dan rekreasi), dan industri


BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

19 Februari 2022

(Ki-ka) Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dan Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan bersama sekitar 300 diaspora Indonesia yang hadir secara virtual dalam Acara Silaturahmi Daring Diaspora Indonesia, Sabtu (19/2/2021).
BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

Kolaborasi diaspora dengan perbankan nasional merupakan upaya untuk terus menciptakan banyak peluang investasi di luar negeri.


Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

19 Februari 2022

Mesin ATM BNI
Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

Heboh Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yang mendapatkan kado ulang tahun mesin ATM dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).


Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

19 Februari 2022

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo
Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

Tes pramusim MotoGP yang telah digelar pada 11 Maret 2022 menjadi pelajaran penting menghadapi race MotoGP pada 18-20 Maret 2022 nanti.


Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

19 Februari 2022

Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

Kesuksesan penyelenggaraan G20 Indonesia akan menjadi bukti keandalan listrik PLN dalam mendukung kegiatan berstandar dunia.


HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

19 Februari 2022

Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M Hidayat Nur Wahid, MA
HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

Sikap yang memaksakan tetap berlakunya Permenaker 2/2022 itu bisa menciderai nilai kemanusiaan dan keadilan dalam Pancasila.