TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Polri memberikan bantuan logistik sebanyak 22 kontainer kepada warga korban gempa bumi dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah. Kontainer-kontainer itu dibawa melalui jalur laut sejak Kamis, 8 Oktober 2018.
Baca: Polri: 87 Orang Tersangka Penjarahan Pascagempa dan Tsunami Palu
“Rinciannya, 21 kontainer berisi kebutuhan pokok seperti beras, biskuit, susu formula, dan makanan kaleng. Sementara satu kontainernya berisi peralatan dapur yang akan digunakan untuk membangun dapur lapangan di lima titik pusat-pusat pengungsian,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo melalui keterangan tertulis, Jumat, 5 Oktober 2018.
Dedi menuturkan, pihaknya juga menyiapkan 100 personel yang akan mengawal distribusi bantuan. Nantinya setelah kontainer-kontainer itu sampai di pelabuhan, akan diangkut menggunakan truk. “Nanti kumpulkan dulu semua di Mapolda Sulawesi Tengah. Di sana dihitung lagi, dicek jumlahnya, lalu akan didistribusikan ke pusat pengungsian,” kata dia. Saat ini, kata Dedi, ada tiga jenis bantuan yang paling dibutuhkan oleh para korban, yakni makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.
Baca: Polri Imbau Ada Koordinasi untuk Pengiriman Bantuan Gempa Palu
Polri telah mengerahkan 1.424 personel. Jumlah personel rencananya akan bertambah menjadi 2.472 personel yang diperkirakan tiba di Palu hari ini. Ribuan personel akan bertugas untuk mendistribusikan bantuan logistik ke tempat-tempat yang masih terisolasi, khususnya daerah Donggala dan Sigi.
Gempa berkekuatan 7,7 skala Richter yang telah dimutakhirkan oleh BMKG menjadi 7,4 skala Richter mengguncang wilayah Palu dan Donggala pada Jumat, 28 September 2018 pukul 17.02 WIB. Gempa tersebut disusul dengan gelombang tsunami yang menerjang wilayah Palu.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban meninggal akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah hingga 4 Oktober pukul 14.00 WIB mencapai 1.424 jiwa.