INFO NASIONAL - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Mahyudin mengingatkan agar masyarakat berhati-hati menghadapi tahun politik sekarang ini. “Kita harus betul-betul menjaga persatuan. Jangan terjebak pada politik identitas yang membawa-bawa ras, suku, agama, dan antargolongan. Kita harus menentukan pilihan yang cocok dengan hati nurani,” kata politikus Partai Golkar asal Kalimantan Timur ini.
Mahyudin mengemukakan hal itu ketika menyampaikan pengantar sosialisasi Empat Pilar MPR di Gedung Kemuning, Kompleks Balai Kota Bogor, Selasa pagi, 25 September 2018. Di depan sekitar ratusan peserta sosialisasi, yang terdiri atas ibu-ibu pengajian, pemuda, pengemudi ojek online, dan masyarakat Kota Bogor, Mahyudin menyatakan persaingan di bawah cukup keras.
Baca Juga:
Untuk menghindari agar masyarakat tidak terbawa-bawa ke politik identitas, menurut Mahyudin, masyarakat harus cerdas. “Saya kira para calon presiden mengerti bahaya politik identitas dan mereka tidak melakukan itu,” ujarnya. Namun sulit dikontrol tim suksesnya di bawah. “Karena saking bersemangat meraih target menang, mereka menghalalkan segala cara,” katanya.
Nah, tugas MPR, menurut Mahyudin, memberi pencerahan kepada masyarakat agar memahami apa itu yang nama politik SARA, hoaks, fitnah, dan sebagainya. Melalui kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR, Mahyudin mengajak para peserta agar terlebih dulu melihat program yang ditawarkan setiap calon sebelum menentukan pilihannya.
“Jadi yang penting bagi para calon adalah adu program, ide, dan gagasan, bukan adu politik identitas,” tuturnya. Maka, kata Mahyudin, sebelum menentukan pilihan, kita harus mengetahui dulu program masing-masing calon. Apakah program yang ditawarkan itu bermanfaat bagi masyarakat atau bagaimana. “Saya kita itu ukurannya,” katanya.
Baca Juga:
Dalam kesempatan itu, Mahyudin juga menjelaskan banyak masalah bangsa ini yang harus diberantas bersama. Demokrasi berbiaya tinggi, misalnya, ternyata melahirkan koruptor. Hanya presiden yang belum tersentuh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sedangkan lembaga lain, seperti gubernur, bupati/wali kota, DPR/DPRD, MK, dan sebagainya hampir semuanya sudah berurusan dengan KPK.
Anehnya, menurut Mahyudin, koruptor sudah tidak lagi punya rasa malu. Saat ditangkap KPK dan sudah mengenakan pakaian tahanan oranye, para koruptor ini malah melempar senyum serta melambaikan tangan. Karena itu, ujar Mahyudin, korupsi harus kita perangi dan berantas bersama. Dia menyebut Indonesia sekarang ini darurat korupsi.
Masih banyak permasalahan lainnya yang dihadapi bangsa Indonesia, seperti kurangnya keteladanan, penegakan hukum yang tidak maksimal sehingga muncul istilah tumpul ke atas tajam ke bawah, juga lemahnya pemahaman terhadap agama sehingga menimbulkan radikalisme. “Radikalisme ini muaranya terorisme,” kata Mahyudin.
Sosialisasi Empat Pilar di Bogor ini diselenggarakan MPR bekerja sama dengan Front Kesatuan Pemuda Bugis Makassar (FKPBM) Jawa Barat. Selain Mahyudin, ikut memberikan materi sosialisasi adalah anggota MPR/DPR Fraksi Partai Golkar, Deding Ishak. (*)