Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

WRI Indonesia Bantu Peneliti Muda Riset Pembangunan Berkelanjutan

Reporter

image-gnews
Direktur WRI Indonesia, Tjokorda Nirarta Samadhi menandatangani kerja sama dengan Wakil Ketua ALMI, Alan F. Koropitan, di Jakarta, 24 Agustus 2018  [Untung Widyanto]
Direktur WRI Indonesia, Tjokorda Nirarta Samadhi menandatangani kerja sama dengan Wakil Ketua ALMI, Alan F. Koropitan, di Jakarta, 24 Agustus 2018 [Untung Widyanto]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - World Resources Institute (WRI) Indonesia terus berkomitmen  memfasilitasi pengembangan peneliti muda untuk ikut berkontribusi mendukung pembuatan kebijakan berbasis sains di bidang pembangunan berkelanjutan.

“Program yang kami lakukan dicontoh oleh kantor WRI di negara lainnya,” kata Direktur WRI Indonesia, Dr. Tjokorda Nirarta Samadhi kepada Tempo pada Jumat 24 Agustus 2018.

Baca juga: 17 Goal Dokumen PBB tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Program yang diberi nama Wahana Riset Indonesia 1.0  ini diikuti 19 peneliti muda. Mereka diseleksi dari 500 pelamar, lulusan strata 1 dan strata 2.

Selama setahun, mereka diberi status konsultan WRI yang diberi gaji penuh dan dana untuk riset secara berkelompok ke berbagai daerah. Selama proses itu, mereka didampingi mentor dari peneliti senior WRI dan ilmuwan lainnya.  

Pada 24 Agustus 2018, mereka mempresentasikan hasil penelitiannya selama setahun di berbagai daerah di Tanah Air.

Angkatan pertama WRI ini telah menghasilkan karya ilmiah antara lain 2 buku, 6 working paper, 4 presentasi di konferensi dan 11 blog post.

Untuk angkatan kedua diberi nama Wahana Riset Indonesia 2.0  yang diikuti 20 peneliti muda. Mereka lolos seleksi dari 127 pelamar dan akan melakukan penelitian mulai Agustus 2018 hingga 18 bulan ke depan.

Berbeda dengan WRI 1.0, pada angkatan kedua ini berfokus  pada  dua topik  penelitian. Yaitu perbaikan tata kelola pemanfaatan lahan untuk pengelolaan kehutanan yang berkelanjutan. Kedua, mengenai  skema insentif dan instrumen ekonomi untuk pengurangan emisi berbasis lahan.

Baca juga: Penyusunan Indikator Pembangunan Berkelanjutan Harus Terbuka

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk mewujudkan komitmen terhadap peneliti muda, WRI Indonesia menandatangani kerja sama dengan Akademi Ilmuan Muda Indonesia (ALMI) dalam kolaborasi riset.

Acara penandatangan kerja sama itu dilakukan pada 24 Agustus 2018 antara Dr Tjokorda Nirarta Samadhi dengan Dr. Alan F. Koropitan, Wakil Ketua Akademi Ilmuan Muda Indonesia (ALMI).

“Di tengah minimnya dana riset di Tanah Air, kami beri fasilitasi anak-anak muda melakukan penelitian lintas disiplin terkait agenda pembangunan berkelanjutan,” kata Koni, panggilan  Tjokorda Nirarta Samadhi.

Program Wahana Riset Indonesia yang dikelola WRI ini memang unik dan menantang. Para peserta membentuk kelompok dengan anggota 4 sampai 5 orang, dengan latar belakang keilmuan yang berbeda-beda.

Contohnya topik mengenai penilaian tata kelola pemanfaatan lahan dengan studi kasus di Desa Tandun, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Diisi oleh peserta lulusan ilmu antropologi, ekonomi, resolusi konflik, dan geospasial.

Simak juga: Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Hadapi Sederet Tantangan

Menurut  Koni, solusi permasalahan saat ini tidak bisa hanya didekati oleh satu bidang ilmu saja. Apalagi terkait isu lingkungan, perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan.

“Kami ingin mendorong peneliti muda itu sejak dini berkolaborasi sehingga terjadi pengkayaan perspektif,” ujar Koni yang pernah menjabat Deputi V dari Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

USAID dan Bappenas Bikin Proyek Penelitian Pengelolaan Air di Pedesaan

11 jam lalu

Ilustrasi Air Minum. shutterstock.com
USAID dan Bappenas Bikin Proyek Penelitian Pengelolaan Air di Pedesaan

USAID dan Bappenas berharap penelitian ini akan memberikan panduan strategis dan praktik terbaik pengelolaan air di pedesaan


Peneliti Khawatir Berang-berang di DAS Ciliwung Terancam Punah, Kotorannya Mengandung Bioplastik

5 hari lalu

Tim mahasiswa FMIPA Universitas Pakuan Bogor dan hasil penelitiannya yang mengungkap kondisi mengenaskan populasi hewan berang-berang di DAS Ciliwung.  Tim ditemui dalam pameran edukasi dan poster penetlian mahasiswa dari 6 universitas di Jabodetabek, dalam rangka memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Internasional bertema Biodiversitas Kini dan Nanti, di Universitas Pakuan Bogor, 13-14 Mei 2024. FOTO/M Sidik Permana
Peneliti Khawatir Berang-berang di DAS Ciliwung Terancam Punah, Kotorannya Mengandung Bioplastik

Berang-berang semakin sulit ditemukan di Sungai Ciliwung.


Temuan Peneliti MIT Mengklaim AI Telah Mempelajari Cara Menipu Manusia

7 hari lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI. Dok. Shutterstock
Temuan Peneliti MIT Mengklaim AI Telah Mempelajari Cara Menipu Manusia

Kemampuan sistem AI ini dapat melakukan hal-hal seperti membodohi pemain game online atau melewati captcha.


Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

7 hari lalu

Badai matahari dikabarkan akan menghantam bumi pada akhir tahun 2023? Kenali apa itu badai matahari di artikel ini. Foto: Canva
Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

Ilmuwan NOAA mendeteksi badai geomagnetik terbaru yang terjadi pada 11 Maret 2024 dan dampaknya diperkirakan berlanjut hingga Mei ini.


Potensi Gempa Sesar Lembang, Peneliti BRIN Sebut Tingkat Ancaman Besar Karena Dangkal

9 hari lalu

BNPB memasang rambu peringatan  keberadaan sesar atau patahan di lokasi  Sesar Lembang, utara Bandung, Jumat, 26 April 2019. (Tempo/Anwar Siswadi)
Potensi Gempa Sesar Lembang, Peneliti BRIN Sebut Tingkat Ancaman Besar Karena Dangkal

Sampai kedalaman 4,5 meter tanah ditemukan empat kejadian gempa yang berkaitan dengan Sesar Lembang


Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

17 hari lalu

Peneliti muda yang merupakan mahasiswa doktoral Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair), Muhammad Ikhlas Abdjan. Dok. Humas Unair
Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.


Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

17 hari lalu

Perekayasa Ahli Utama Pusat Riset Teknologi Roket, Rika Andiarti bersama teknologi roket hasil karya BRIN. Dok. Humas BRIN
Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.


Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

18 hari lalu

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Mikrobiologi Terapan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dede Heri Yuli Yanto. Dok. Humas BRIN
Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.


Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

18 hari lalu

Ilustrasi ayah gendong bayi. Freepik
Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.


Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

18 hari lalu

Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu, 13 Desember 2023. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik dan berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi. ANTARA/Iggoy el Fitra
Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).