TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto minta pembersihan puing bangunan akibat gempa Lombok rampung dalam satu bulan. Pembersihan terutama dilakukan di jalan-jalan utama, tempat ibadah dan rumah sakit. Hal itu sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca: JK: Rehabilitasi Dampak Gempa Lombok Segera Dilakukan
"Kami akan menambah jumlah alat berat sehingga rencana pembersihan puing sampai ke desa bisa dilakukan dalam waktu satu bulan," kata dia di Bandara Internasional Lombok, Praya, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Kamis, 23 Agustus 2018.
Selembar foto di reruntuhan bangunan terdampak gempa bumi di Desa Jeringo, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Rabu, 22 Agustus 2018. BNPB mengatakan korban meninggal gempa Lombok mencapai 515 jiwa sejak rentetan bencana terjadi pada 27 Juli lalu. ANTARA/Ahmad Subaidi
Sebelumnya, Komandan Satuan Tugas Penanggulangan Darurat Bencana gempa Lombok Kolonel Ahmad Rizal Ramdhani meminta tambahan alat berat untuk mempercepat pembersihan puing. Menurut dia, pembersihan puing dapat selesai dalam sebulan bila pemerintah menambah jumlah alat berat sebanyak 54 unit. Alat berat itu terdiri dari ekskavator, dump truck dan buldozer.
Baca: Pembersihan Puing Gempa Lombok Terkendala Alat Berat
Rizal mengatakan, saat ini timnya baru memiliki 61 unit alat berat yang tersebar di 7 kecamatan paling parah terdampak gempa. Dengan alat sebanyak itu, dia memperkirakan pekerjaan diperkirakan baru bisa rampung 2 bulan. Karena itu, dia meminta tambahan alat berat kepada pemerintah sebanyak 54 unit agar pekerjaan bisa cepat selesai. "Bila pengajuan itu disetujui proses akan selesai dalam satu bulan," kata dia.
Panglima TNI pun menyetujui permintaan itu. Dia bilang akan berkoordinasi dengan Polri dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mendatangkan tambahan alat berat. "Dalam waktu bersamaan kami juga akan membersihkan rumah yang harus direhabilitasi," kata dia.