TEMPO.CO, Jakarta - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama menyatakan tidak akan berpaling mendukung Joko Widodo atau Jokowi meskipun Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak memilih calon wakil presiden yang mereka sodorkan. “Semangat kami dari awal ingin mengganti presiden, jadi saya pikir tidak ada kemungkinan berpaling ke Jokowi,” kata Ketua GNPF Ulama, Yusuf Martak dihubungi, Jumat, 10 Agustus 2018.
Baca: Relawan AHY Banting Setir Dukung Prabowo - Sandiaga
Hubungan GNPF dengan Prabowo sedang memanas. Musababnya, Prabowo lebih memilih Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno sebagai cawapres untuk laga Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019. Padahal, lewat Ijtima Ulama yang digelar pada akhir Juni lalu, GNPF telah menyodorkan dua nama ke Prabowo.
Nama pertama adalah penceramah Ustad Abdul Somad. Yang kedua, Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al-Jufri. Namun, hingga H-1 menjelang pendaftaran capres ditutup, Prabowo tidak mamasukan kedua nama ini ke dalam daftar cawapresnya. Alih-alih, justru nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Sandiaga Uno yang menguat.
GNPF kemudian mengajukan dua nama cawapres alternatif, yakni Ustaz Arifin Ilham dan Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym. Namun, Prabowo pada akhirnya memilih Sandiaga Uno menjadi cawapresnya.
Simak: Setelah Deklarasi Calon Presiden, Prabowo Sempat Sambangi Cendana
Mengenai tidak diakomodirnya rekomendasi cawapresnya, GNPF menyatakan akan menggelar ijtima ulama kedua dalam waktu dekat. Ijtima itu akan membahas soal dukungan terhadap Prabowo-Sandiaga. “Apapun hasilnya Insya Allah akan bermanfaat untuk semua pihak,” kata Yusuf Martak.