TEMPO.CO, Jakarta-Perwakilan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Munir Said Thalib, tidak hadir dalam acara Penyerahan Penghargaan Pejuang Kemanusiaan yang digelar Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar alias Cak Imin melalui Komite Nasional Penegak Konstitusi (KNPK), di Gedung Joang 45, Jakarta, Rabu, 1 Agustus 2018.
Dari keterangan panitia pelaksana, perwakilan dari mendiang Munir termasuk salah satu dari beberapa undangan yang tidak datang dalam acara penyerahan penghargaan itu. Berdasarkan pantauan Tempo di Twitter, ada komentar bernada penolakan terhadap penyerahan penghargaan oleh Cak Imin dari istri Munir, Suciwati Munir, melalui akun @OmahMunir.
Baca: HUT ke-20 Kontras, Suciwati Tak Percaya Pemerintahan Jokowi
Cuitan tersebut berbunyi, @cakimiNOW sbg politisi sungguh tak bermoral menggunakan isu HAM unt. kepentingan sesaat, apalagi urusan mau jd Cawapres. Saya menolak Munir dijadikan dagangan politik,& tidak akan pernah mendukung politisi tdk bermoral meraih posisi apapun. (Suciwati Munir) #tolakpolitisasiHAM https://t.co/rCy60KX1ux
Terhadap penolakan Suciwati Cak Imin mengatakan telah meminta maaf pada yang bersangkutan. Menurut dia panitia mengalami kendala untuk menghubungi Suciwati. "Ternyata tidak terkontak. Saya kira panitia sudah menghubungi tapi tidak terkontak," ujar Cak Imin.
Pandangan bahwa acara penyerahan penghargaan ini bermotif politik, kata Cak Imin, adalah persepsi masing-masing. "Nggak masalah, kami akan berusaha terus yang terbaik. Yang penting niat baik," tuturnya.
Simak: Suciwati Masih Yakin Dokumen TPF Munir Tak Hilang
Cak Imin juga mengatakan dirinya mengenal secara personal hampir semua aktivis kemanusiaan yang diberi penghargaan olehnya. "Saya bersama (WS) Rendra dipukulin tentara, saya sama Munir hampir bersama tiap malam. Yang saya belum sempat mengenal secara personal mungkin hanya Wiji Thukul," ujarnya.
Muhaimin menggelar penyerahan penghargaan kepada 18 aktivis kemanusiaan Indonesia. Aktivis yang diberi penghargaan oleh Cak Imin adalah Marsinah, Taufik Kiemas, Gunawan Wiradi, Munir, Hari Rusli, Wiji thukul, Pramoedya Ananta Toer, Adnan Buyung Nasution, Afnawi Nuh, Adi Sasono, Ahmad Taufik, Amir Daulei, Baharuddin Lopa, Mubyarto, Mulynana W. Kusuma, HJC Princen, Sayogyo, dan WS Rendra.
Dari 18 perwakilan aktivis yang diundang, enam diantaranya tidak hadir yaitu perwakilan dari Marsinah, Taufik Kiemas, Gunawan Wiradi, Munir, Hari Rusli, Wiji Thukul dan Pramoedya Ananta Toer. Cak Imin pun tak mempermasalahkan undangan yang tidak hadir.
DWIKI