TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin optimistis dirinya akan menjadi cawapres presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk pemilihan presiden 2019 nanti. "Saya wapres semua beres," kata Cak Imin di Gedung Joang 45, Jakarta, Rabu 1 Agustus 2018.
Baca juga: Soal Janur Melengkung dan Ilmu Langit Muhaimin Iskandar
Cak Imin mengatakan berdasarkan perintah kyai, Nahdlatul Ulama (NU), dan PKB tidak ada opsi selain dirinya maju menjadi cawapres Jokowi. "Tapi ya nggak tahu, terserah pak Jokowi kan? Namanya juga belum janur melengkung," ujarnya.
Partai koalisi Jokowi, kata Cak Imin, hingga saat ini belum memutuskan apapun terkait dengan cawapres. "Tapi saya berharap hendaknya cawapres pak Jokowi berasal dari kader partai yang bisa mengerti dan menjadi back up penuh kepada pemerintah," ujarnya.
Ia juga mengatakan partai-partai di koalisi Jokowi harus bisa menerima dan saling menopang andaikata dirinya terpilih menjadi cawapres Jokowi. "Saya siap berkartu ganda dengan partai lainnya. Saya siap loyal pada PDIP, siap loyal sama Golkar, siap loyal sama partai koalisi jika dipilih jadi cawapres. Jadi loyalitas saya menjadi loyalitas ke semua partai," tuturnya.
Terkait dengan kemungkinan bahwa PKB akan membelot ke kubu Prabowo andaikata Cak Imin tidak ditunjuk sebagai cawapres Jokowi, ia menjawab, "Saya tidak ditawari (kubu Prabowo) kok, nggak boleh ge-er saya."
Baca juga: Soal Pemilih NU, Muhaimin Iskandar: Pak JK Ferrari, Saya Alphard
Hingga saat ini, partai koalisi pengusung Jokowi untuk pilpres 2019 telah terdiri dari enam partai yaitu PDIP, PPP, PKB, Hanura, Nasdem, dan Golkar. Pengamat seperti Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan sebaiknya Jokowi memilih figur dari non-parpol untuk menghindari perpecahan di internal koalisi.
"Mengapa non-parpol? Karena jika Pak Jokowi memilih cawapresnya dari orang parpol, parpol lain bisa cemburu," kata Qodari saat dihubungi Tempo, Jumat, 20 Juli 2018 lalu.